Connect with us

OPINI

Ketika ” Imam ” UIN Suska Riau Perempuan

Published

on

Dok. Said Lukman - Tokoh Masyarakat Riau

.

Sejarah mencatat sebagai satu-satunya rektor profesor perempuan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Leny patut mendapat apresiasi. Pakar akuntansi ini dilantik sebagai Rektor perempuan pertama yang menjadi “imam” di UIN Suska Riau. 

Tampaknya Menteri agama telah melakukan ijtihad yang luar biasa. Mungkin untuk mengakhiri hiruk-pikuk di UIN, harus ” Ratu adil “ yang diturunkan. Apakah ini benar-benar akan menyelesaikan masalah, atau justru akan menimbulkan masalah baru, biarlah waktu yang menentukan.

Bagi UIN Suska sendiri, tentunya ini pengalaman baru. Pertama, biasanya Rektor Universitas Islam itu identik dengan imam sholat, khatib jumat dan pemberi nasihat. Hampir tidak ada Rektor Universitas Islam yang tidak pernah melakukan kedua hal tersebut.

Dalam hal ini Rektor bukan sekedar Pimpinan Universitas, tapi menjadi sosok pembimbing spiritualitas. Sehingga kalau ada Rektor yang tidak mampu menjadi contoh teladan, akan menjadi sosok terlupakan. Sayangnya Prof. Leny tidak mungkin mengambil peran tersebut, sebab beliau ini perempuan.

Kedua, biasanya Rektor UIN itu memiliki keilmuan yang punya irisan dengan kajian keislaman. Sebab Universitas ini mengusung motto integrasi Ilmu pengetahuan. Dimana Ilmu dan Agama mesti se-iring sejalan, sebagaimana yang dulu selalu dideklerasikan oleh Prof Nazir Karim saat menjadi Rektor di kampus bertuah tersebut. 

Kemudian timbul pertanyaan, apakah Prof. Leny mampu meneruskan semangat integrasi tersebut ? Sebab secara khusus beliau belum pernah membicarakan konsep epistimologi dalam Islam dan peran UIN di situ. Sekali lagi waktu yang akan menentukannya.

Selain sibuk mempersiapkani jurus silat dalam mengatasi persoalan haji di gedung kura – kura,  saye yakin banyak juge ulama di Riau yang tekejut badan melihat putusan Menteri Agama yang juga Imam Besar Mesjid Istiqlal ini, namun masih malu – malu mengungkapkan. 

Apekah ini yang dimaksud aktualisasi konsep kesetaraan gender ? ataukah Imam Besar Mesjid Istiqlal dah dapat bisikan halus dari Menteri Pemberdayaan Perempuan, atau mungkin saat ini UIN SUSKA terkene sindrom ” Defisit Lelaki “

Yang jelas, tantangan UIN Suska kedepan sangat beragam, sebab saat ini tak ada lagi yang layak jadi Rektor sehingga harus perempuan yang tampil untuk menyadarkan para lelaki. Itupun kalau mereka mau sadar. 

Sejarah akan mencatat apakah lambang supermasi keilmuan Islam di bumi lancang ini akan bangkit di tangan ” Imam perempuan, “ apakah Menteri Agama terinspirasi Amina Wadud yang telah memecahkan rekor menjadi Imam sholat jumat di Amerika dan Inggris ? Wallahu a’lam, semoga Prof. Leny bisa menjadi Imam.

Penulis : Said Lukman – Tokoh Masyarakat Riau


.

.

.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *