Headlines
Teriakan “ Federal “ Menggema di Training Akbar Nasional II HMI dan Pengader Se Sumbagtera

Membumi.com
Pekanbaru (29/10/25) – Bertempat di Gedung Asrama Haji Provinsi Riau Bersempena memperingati Hari Sumpah Pemuda, Syaed Lukman selaku Pembina Aspirasi Negara Federal Indonesia yang diundang khusus untuk memberikan materi dalam acara Training Akbar Nasional II Himpunan Mahasiswa Islam Cabang (HMI) Pekanbaru dan temu ramah pengader nasional se Sumbagtera.
Menjelang sesi akhir acara Training Akbar Nasional II Kader HMI yang telah digelar dari tanggal 23 Oktober hingga 2 November 2025 dikota Pekanbaru ini, tampak hadir Givo Vrabora selaku Ketua HMI Kota Pekanbaru didampingi sejumlah pengurus, tampak juga hadir juga Ketua HMI Provinsi Aceh, dan sejumlah pengurus HMI yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Riau.
” Mengenai materi Matinya Otonomi Daerah yang dalam hal ini disampaikan oleh Kanda Syaed Lukman selaku tokoh Federal Indonesia, saya rasa sudah sangat tepat untuk menambah pengetahuan kawan – kawan para kader HMI selaku generasi muda penerus bangsa, ” ujar Givo dalam keterangan persnya.
Selain itu ketua HMI Kota Pekanbaru ini juga mengungkapkan bahwa berbagai kondisi penindasan dan ketidakadilan yang terjadi di berbagai daerah harus dicari jalan keluarnya agar permasalahan serupa tidak terus berulang ke generasi selanjutnya.
Dalam pemaparannya Syaed Lukman juga menjelaskan bahwa Matinya Otonomi daerah dapat dilihat dari berbagai perizinan, urusan haji, berbagai sektor pajak hingga kewenangan diambil oleh pemerintah pusat hingga masalah kehadiran Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang tidak dirasakan manfaatnya bagi Riau.
” Berdasarkan data bank dunia, tingkat kemiskinan Indonesia hari ini sangat tinggi, faktanya hari ini hampir 68 persen tanah dan kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh hanya 1 (satu) persen kelompok. Korupsi merajalela, tingkat kemiskinan sangat tinggi. Negara yang kaya akan sumberdaya alam setelah 80 tahun menjalankan sistem sentralistik faktanya justru telah gagal mensejahterakan rakyatnya, Apakah itu cita – cita konstitusi kita ?
Selain penjelasan materi “ Matinya Otonomi Daerah “ agenda kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab diantaranya Roy dari pengurus HMI Provinsi Aceh yang tertarik jika Indonesia bisa lebih makmur dengan menggunakan sistem Federal, serta menanyakan langkah kongkrit apa yang musti dilakukan.
“ Jika kita mau maju, bicara soal keraguan mampu apa tidaknya, daerah itu pasti mampu. Kita harus melihat secara menyeluruh misalnya Riau atau Aceh atau daerah yang punya kesiapan dapat lebih dahulu dapat menjadi role of model, “ ungkap Syaed Lukman menjelaskan.
Diskusi kemudian mengalir kepada persoalan ketimpangan antara daerah yang kaya dengan sumberdaya alam dengan daerah daerah yang tidak mempunyai sumberdaya alam hingga asumsi bahwa sistem Federal dapat membuat Negara menjadi melemah.
“ Sistem Federal itu membagi kekuasaan antara pusat dan daerah, adapun porsi pembagian dapat dimusyawarahkan misalnya untuk pertama kali 25 % dahulu untuk daerah penghasil, 65 % untuk pusat karena membidangi 5 kewenangan strategis seperti pertahanan keamanan. Nah sisanya 10 % dapat dibagikan kepada daerah yang minim sumberdaya alam, “ jelas Pembina Forum Aspirasi Negara Federal Indonesia ini.
Syaed Lukman juga mempersilahkan kepada peserta untuk dapat melakukan cross cek terkait adanya negara yang federal yang miskin, dan memberikan contoh kondisi musibah yang terjadi di SMA 1 Selatpanjang yang beberapa waktu lalu hangus terbakar hingga saat ini masih belum mendapatkan solusi.
“ Sistem Federal daerah akan mengatur dirinya sendiri sehingga tidak lagi mengemis kepada pemerintah pusat seperti yang terjadi saat ini, dimana pajak kebun Sagu yang ada Kabupaten Meranti diambil oleh pusat padahal daerah sangat memerlukan berbagai biaya untuk pembangunan, “ sebut Syaed Lukman merasakan pahitnya kenyataan.
Dalam sesi tanya jawab tersebut Pembina Forum Aspirasi Negara Federal Indonesia ini juga menyentil soal sistem sentralistik hanya digunakan oleh negera – negara berkembang, sambil menjelaskan mengenai sejarah sistem Federal yang sempat digunakan di Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) ungkap Syaed Lukman menjelaskan.
“ Inilah kesempatan terbaik bagi Presiden Prabowo untuk merubah sistem bernegara ini menjadi Federal agar Indonesia dapat menjadi negara maju yang lebih berkeadilan keluar tingginya angka kemiskinan. Diskusi ini adalah yang pertama disampaikan secara langsung dalam forum mahasiswa yang dihadiri dari berbagai daerah, “ tutup Syaed Lukman bahwa tanpa sistem Federal Indonesia sulit untuk bisa maju.
Acara Training Akbar Nasional II Himpunan Mahasiswa Islam Cabang (HMI) Pekanbaru dan temu ramah pengader nasional se Sumbagtera dalam tema diskusi bertemakan “ Matinya Otonomi Daerah “ hari ini (29/10/25) kemudian ditutup dengan sesi foto bersama bersama sambil meneriakkan yel yel hanya satu kata, “ Federal ! “
.
.

.

.






