FEATURED
Riau Sambut Tantangan Benny K Harman Soal Negara Federal

Membumi.com
Pekanbaru – Menjawab tanggapan Benny K Harman dalam RDPU Penyusunan RUU Pemerintahan Aceh (12/11/25) dalam keterangan persnya Syaed Lukman mengatakan, “ yang membuat api kompor menyala itu adalah pertanyaan soal akuntabilitas dana Otsus senilai 10 T yang digelontorkan pusat setiap tahun selama 20 tahun membuat Aceh ketergantungan fiskal kepada Pusat, “ sebut Pembina Forum Aspirasi Negara Federal Indonesia dalam sambungan selulernya.
Bahkan Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Zakaria N Yacob mengecam keras pernyataan anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Benny K Harman yang menyeret-nyeret perjanjian Helsinki dalam rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI. Menurut orang dekat alm. Hasan Tiro ini pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Benny tidak memahami sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh dan konteks lahirnya perjanjian damai tersebut.
Syaed Lukman juga mengungkapkan mustinya statement Benny K Harman juga diarahkan juga ke Pemerintah pusat, “ emangnya selama hampir 80 tahun ini Pemerintah pusat bikin apa ? Kenapa Pak Benny dan kawan – kawan tidak mempertanyakan kenapa hari ini angka Kemiskinan begitu tinggi di Indonesia ? Termasuk kampung Pak Benny di NTT itu ? dan parahnya pusat sampai detik ini juga tidak juga mampu mengatasinya, mau sampai kapan ? “ sebut Syaed Lukman mempertanyakan akuntabilitas APBN selama ini.
Lebih lanjut mengulas tanggapan soal adanya kekhawatiran akan ketergantungan Fiskal Aceh yang berlebihan kepada Pemerintah Pusat, justru malah membuat Aceh semakin tergantung, membuat Pembina Aspirasi Negara Federal Indonesia ini kemudian membalikkan statement tersebut dengan mengatakan, “ bukannya terbalek ? pusat yang membutuhkan daerah ? emangnya Pusat itu sebelumnya punya wilayah ? “ tanya Syaed Lukman.
Terkait pasal 18 dan tantangan politisi senior partai demokrat yang menyinggung soal duduk bersama untuk mengubah UUD 1945 ke sistem Negara Federal Pembina Forum Aspirasi Negara Federal Indonesia menyambut baik tantangan Benny K Harman tersebut, “ Masa depan Indonesia adalah tanggungjawab kita bersama, mari kita duduk bersama, “ sebut Syaed Lukman.
Senada dengan Benny K Harman diakhir keterangan persnya Syaed Lukman juga mempertanyakan akuntabilitas keberhasilan apa saja yang telah berhasil dilakukan setelah 80 tahun Indonesia merdeka, “ Kita sepakat dengan pak Benny, Kita harus mencari jalan tengah, kita harus objektif melihat persoalan Bangsa ini, dan demi kepentingan bersama atas nama keadilan, demi masa depan anak bangsa. “
.
.

.






