Membumi.com
Pekanbaru – Sebagaimana hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara pihak SKK Migas, Dirjend Migas Kementerian ESDM bersama Komisi VII DPR RI (14/2/22). Sesuai yang disampaikan oleh Dirjen Migas Tutuka Ariadji yang menyatakan bahwa nilai Komitmen Kerja Pasti Coastal Plains and Pekanbaru (CPP) Blok yang ditawarkan hingga agustus 2042 meningkat dari usulan awal yakni dari US$ 41 juta menjadi US$ 130,4 juta dan dinyatakan telah sesuai dengan perhitungan SKK Migas.
Disejumlah media juga disampaikan bahwa PT. BSP mengajukan bonus tandatangan tanpa diskresi (tambahan split) sebesar 10 juta US$ atau senilai Rp.140 milyar jika dirupiahkan, menanggapi hal tersebut Nawasir Kadir yang merupakan ahli management perminyakan mengatakan, ” hal itu sangat tidak logis sebab sejauh ini produksi PT. BSP sudah sangat jauh menurun, dari 65 ribuan barel / hari dizaman pengelolaan PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI), kemudian turun 40 ribuan diawal BOB PT. Bumi Siak Pusako (BSP) beroperasi, hingga saat ini hanya tersisa 8 ribuan barel per hari, ” ungkapnya heran.
Baca : Begini Detail Komitmen Kerja Pasti Blok CPP yang Nilainya Mencapai US$ 130,4 juta.
Lebih lanjut Nawasir Kadir turut menyambut baik kepercayaan pengelolaan 100 % yang diberikan Pemerintah Pusat ke BUMD PT. BSP, namun hal itu sudah diperkirakannya dari sejak awal, bahwa ” Blok CPP akan dilepas oleh Pertamina Hulu karena Pertamina saat ini sudah mendapat Blok Rokan yang merupakan Blok Migas terbesar di Indonesia, yang tentunya sangat membutuhkan konsentrasi, dedikasi penuh, pendanaan yang mumpuni, Human Capital (SDM) yang handal dan teknologi yang canggih, ” ungkapnya.
” Apalagi belakangan kinerja Pertamina yang tidak maksimal menjadi sorotan akibat kewalahan dalam mengelola lebih dari 85 Blok Migas Indonesia, bahkan kata Nawazir Kadir beberapa blok besar setelah diambil alih Pertamina justru produksinya merosot jauh seperti Blok Mahakam ex perusahaan Perancis PT. Total Indonesia di Kaltim dan Blok Corridor ex Conoco Phillips, ” beber Nawazir Kadir didampingi Masdar Simbolon ahli IT perusahaan Migas Amerika Maxus Inc beserta tokoh masyarakat Riau lainnya dalam diskusinya di kedai kopi nikmat jalan Harapan Raya (30/7/22) ba’da ashar.
Baca : Bos SKK Migas Bongkar Alasan Rontoknya Produksi Blok Rokan !
Diakhir keterangannya Ir. H. Nawasir Kadir, MM yang dari awal ikut bertungkus lumus memperjuangkan perebutan Blok CPP dari genggaman Pemerintah Pusat dalam rangka Otonomi Daerah tersebut mengatakan, bahwa detail proposal peningkatan produksi yang disampaikan seperti study G&G, 2D – 3D Seismic Acquisition & Processing, pengeboran eksplorasi dan EOR Field Trial yang katanya punya skema peningkatan produksi, mustinya dapat meyakinkan para pemegang saham sebagai pengelola uang rakyat dengan membentangkan juga teknologinya seperti apa termasuk berbagai resiko kegagalan yang akan diwariskan.
” sebagai pengelola uang rakyat bentangkan juga teknologinya seperti apa, termasuk berbagai resiko kegagalan yang akan diwariskan, ” ungkap Nawazir.
” Kalau naiknya 10 – 20 % itu wajar sebab saya sudah cek ke berbagai sumber, apakah ada teknologi terbaru yang bisa mewujudkan impian proposal PT. BSP tersebut, jawabannya jelas tak ada, kecuali Iskandar Waris punya teknologi Alien untuk meningkatkan produksi CPP Blok jadi 50 ribu barel / hari sebagaimana disampaikannya di cnbcindonesia.com (14/2/22). Jadi itu lebih kepada perbuatan asal nekad dan ugal-ugalan saja, ” ungkap Nawasir sambil mengingatkan bahwa PT. BSP bukanlah milik segelintir orang karena ada sejarah panjang perjuangan Riau dalam merebutnya.
Iskandar Waris yang masih ada hubungan keluarga dengan Gubri Syamsuar yang kami konfirmasi terkait proposal pengelolaan CPP Blok yang naik fantastis 318 % tersebut, termasuk soal Signatur Bonus yang luar biasa besar senilai 10 juta US$, dinilai Nawasir pantas untuk dicurigai, ” apa motif dibalik semua ini. ” Hingga berita ini diterbitkan Direktur PT Bumi Siak Pusako tersebut masih belum memberikan penjelasan, Nah.