Business

Dinilai Tidak Profesional, PT. BSP Diduga Rugikan Negara Sekitar 10 Milyar / Hari

Celakanya mrk bekerja tanpa membuat ” Emergency Response Plan ” yg memadai utk mengantisipasi listrik yg padam

Published

on

Pipa Pecah, CPP Blok Ilustrations Images

Membumi.com

Siak (16/3/24) – Heboh soal pipa minyak PT. Bumi Siak Pusako (BSP) yang disebutkan bocor akibat terjadinya pembekukan sebagaimana dikutip dari tanggapan External Affair (EA) PT. Bumi Siak Pusako (BSP) Riky Hariansyah kepada Info Siak (14/3/24) beberapa hari yang lalu.

” Pipa transfer minyak mentah ini memang menjadi objek vital yang harus diakui, bahwa kondisinya sudah cukup tua. Kalau ada kebocoran ya kita tangani semaksimal mungkin. Namun kondisi bocor di KM 70 Dayun ternyata terjadi pembekuan didalam pipa, sehingga minyak yang dikirim tidak berjalan justru kembali ke tangki penampungan di Zamrud, ” jelas Riky.

Terkait hal tersebut, Nawasir Kadir akhirnya angkat bicara, ” Bocor apa pecah !? dasar pembengak, ini krn disebabkan krn mrk tdk professional, knp mrk dgn mudah mematikan aliran listrik krn alasan turbin hrs diservice selama 6-7 jam tanpa memperhitungkan efek berantainya !? ” ungkap Nawasir dalam keterangan persnya (15/3/24).

” Celakanya mrk bekerja tanpa membuat emergency response plan yg memadai utk mengantisipasi listrik yg padam, sehingga pipa produksi yg mengalirkan minyak tdk terproteksi panasnya, shg menjadi dingin dan minyak yg didalam pipa congeal (membeku), ” tambahnya kesal.

Baca : BSP Akui ada Pipa Bocor dan Pembekuan, Riky : Kita Ambil Langkah Angkut Manual

Mengutip penjelasan Riky tersebut, bahwa aktivitas sempat terhenti tanpa menjelaskan hingga berapa lama kondisi kembali normal. Adapun disebutkan bahwa transfer minyak dilakukan secara manual dengan menggunakan truck menuju tangki penampungan.

” Intinya kita tidak diam, dan tetap berupaya agar operasi tetap jalan meskipun harus melakukan pengangkutan manual sebelum pipa yang tersumbat bisa tertangani, ” sebutnya.

Iskandar Waris selaku Direktur Utama PT. BSP yang kami mintai penjelasanya, hingga saat ini masih belum memberikan jawaban. Namun Riky selaku EA PT. BSP yang infonya berniat ingin memberikan penjelaskan pada (16/3/24) malam, hingga saat ini masih belum menjawab sejumlah pertanyaan.

Nawasir juga mengungkapkan bahwa, transfer distribusi minyak menuju penampungan di Minas adalah berasal dari sumur – sumur di area Zamrud dan Pedada yang selama ini berproduksi sekitar 8.000 barel per hari akibatnya yakin terhenti. 

” Bahkan alur pipa minyak tersebut ada yang melintas dibawah sungai, sehingga jika ada pipa yang pecah dapat berpotensi kepada tindak pidana pencemaran lingkungan, ” ungkapnya menambahkan.

Nawasir Kadir, Ahli Management Perminyakan

Baca : Wow, Ada Signature Bonus CPP Blok Senilai 10 Juta USD 

” Jika benar proses produksi di dua area tersebut terpaksa dihentikan, maka sekitar 8.000 barel per hari tidak bisa dijual, otomatis PT BSP yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Pemda Siak ini jelas merugikan Negara sekitar 10 Milyar / hari dan hal ini sudah berlangsung sekitar 2 minggu, “ ungkap Nawasir Kadir.

Hal ini bertentangan dengan penjelasan Riky Hariansyah yang pernah terlibat dalam kasus suap APBD Riau 2014-2015 putra mantan Bupati Siak Arwin AS, kini justru menjabat sebagai EA PT. BSP sebelumnya mengatakan, tetap jalan dengan produksi rata-rata 8.500 – 9.000 ribu barel per hari. Nah.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya (1/08/22), Nawasir Kadir yang mencurigai Signature Bonus 10 Juta USD terkait Pengelolaan 100 % CPP Blok oleh PT. BSP, termasuk kemampuan meningkatkan produksi hingga 50.000 barel / hari, dalam kasus ini mulai terkuak.

Hingga berita ini diterbitkan kami masih berupaya meminta penjelasan kepada pihak SKK Migas Sumbagut selaku pengawas operator CPP Blok PT. BSP terkait kejadian ini.

.

.

.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version