Connect with us

Business

Indonesia jadi Tuan Rumah ” Bioetanol Talks ” Edisi ke 9

Menyusul peluncuran Aliansi Biofuel Global, Brasil membawa sebuah seminar ke Jakarta tentang peran bioetanol dalam dekarbonisasi

Published

on

Images Bahan Bakar Nabati Source Ilustratration

Membumi.com

Brasilia (6/10/23) – Indonesia akan menjadi tuan rumah edisi ke-9 dari seminar Sustainable Mobility : Bioethanol Talks, yang pertama kali diadakan sejak kontribusi bahan bakar nabati terhadap transisi energi mendapatkan momentum dengan diluncurkannya Aliansi Global untuk Bahan Bakar Nabati dalam kerangka kerja G20. 

Acara ini akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9 Oktober, mempertemukan para ahli dari Brasil, Indonesia, dan negara-negara Asia lainnya untuk mendiskusikan cara-cara dekarbonisasi matriks transportasi dengan menggunakan bahan bakar nabati.

Acara ini dipromosikan oleh Asosiasi Tebu Brasil dan Industri Bioenergi (Unica), Cluster Bioetanol Brazil (APLA), dan Kementerian Luar Negeri Brasil, yang bekerja sama dengan Badan Promosi Perdagangan dan Investasi (ApexBrasil). 

“Bioethanol Talks adalah kesempatan unik bagi kami untuk bertukar pengalaman, mendiskusikan keberhasilan dan tantangan, mengubah dan mengadaptasi rute teknologi untuk maju dalam dekarbonisasi dari matriks transportasi, yang bertanggung jawab atas hampir 25% emisi gas rumah kaca,” kata Presiden Unica, Evandro Gussi.

Acara ini akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Brasil, Duta Besar Mauro Vieira. Debat teknis dibagi menjadi empat panel tematik: kebijakan publik; bioetanol di Asia Tenggara; penggunaan bioetanol dan industri otomotif; dan solusi teknologi untuk dekarbonisasi.

Di Indonesia, pencampuran bioetanol dalam bensin merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas energi terbarukan. Pada bulan Juni tahun ini, perusahaan energi negara mengumumkan dimulainya penjualan bensin dengan 5% bioetanol, yang diproduksi dari tebu, di dua kota – Jakarta dan Surabaya (di pulau Jawa). 

Pemerintah telah menyatakan niatnya untuk meningkatkan campuran bioetanol dalam bensin secara bertahap. Implementasi mandat pencampuran E10 secara nasional akan membutuhkan sekitar 890 juta liter bioetanol per tahun – negara ini menargetkan untuk memproduksi 1,2 miliar liter bioetanol tebu pada tahun 2030.

“Indonesia memiliki potensi yang produktif untuk meningkatkan industri bahan bakar nabati, dan kami dapat berkontribusi dengan berbagi solusi untuk agroindustri tebu, seperti yang telah dicontohkan melalui kemitraan kami dengan India,” kata Flávio Castellari, Direktur Eksekutif dari APLA.

Castellari menjelaskan bahwa di negara-negara Asia, dan juga di belahan dunia lainnya, terdapat berbagai tantangan untuk memperluas pencampuran bioetanol dalam bensin di tingkat nasional, seperti infrastruktur, biaya, ketersediaan produk, dan masalah regulasi. Semua topik ini akan dibahas di Bioethanol Talks: Indonesia.

Acara ini mempertemukan para ahli dari Brasil untuk menawarkan kerja sama dan mentransfer pengetahuan yang terakumulasi selama lebih dari 40 tahun dalam penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar berskala besar di Brasil.

Sekitar Dunia

Seminar Ethanol Talks dimulai pada tahun 2020 di Asia. Edisi-edisi seminar tersebut telah diadakan di New Delhi (India), Bangkok (Thailand) dan Islamabad (Pakistan).  Mereka kemudian berpindah ke Amerika Latin, di mana seminar tersebut diadakan di Argentina, Kosta Rika dan Guatemala.

Acara ini mempertemukan para ahli dari Brasil untuk menawarkan kerja sama dan mentransfer pengetahuan yang terakumulasi selama lebih dari 40 tahun dalam penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar berskala besar di Brasil.

Di India, kemitraan ini berkontribusi pada kemajuan program bioetanol India, yang meningkatkan campuran dari 1,5% di 2014 menjadi 12% saat ini, dengan tujuan mencapai 20% pada tahun 2025.

Saat ini, lebih dari 70 negara di seluruh dunia telah memiliki mandat yang menetapkan tingkat pencampuran bioetanol dalam bensin. Bahan bakar nabati memiliki salah satu jejak carbon terendah yang berpotensi mengurangi jejak tersebut hingga 90% jika dibandingkan dengan bensin.

Di Brasil, sejak mobil berbahan bakar fleksibel diluncurkan pada tahun 2003, penggunaan bioetanol telah mencegah emisi lebih dari 630 juta ton CO2. Selain bioetanol terhidrasi (E100), campuran wajib bioetanol dalam bensin di negara ini adalah 27% dan akan dinaikkan menjadi 30% pada akhir tahun. 

.

Source : PRNewswire

.

Business

Bayarkilat.id Buka Akses Pasar Global bagi Pengusaha Indonesia

Hadir untuk menjembatani mereka dengan pasar global, menyediakan layanan pembayaran lintas negara yang cepat dan aman

Published

on

By

Dok. Ilustrasi design Bayarkilat.id

Membumi.com

Jakarta – Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan semakin terhubung, batasan geografis bukan lagi halangan bagi pengusaha untuk memperluas jangkauan pasarnya. Namun, tantangan pembayaran lintas negara sering kali menjadi batu sandungan, terutama bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan individu yang ingin mengakses pasar internasional.

Bayarkilat.id hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ini, menawarkan solusi pembayaran internasional yang aman, mudah, dan transparan, sehingga membuka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk berkembang di pasar global.

Dikelola oleh PT Bayarkilat Apps Indonesia, Bayarkilat.id telah mendapatkan pengesahan resmi dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) dengan SK: AHU-0035252.AH.01.01.Tahun 2024. Keabsahan hukum ini menjadi jaminan bahwa platform tersebut beroperasi dengan standar legalitas yang ketat, memberikan rasa aman bagi para pengguna.

Sebagai anak perusahaan dari PT Swarna Prima Sedaya, Bayarkilat.id tidak hanya menawarkan teknologi canggih, tetapi juga didukung oleh pengalaman dan keahlian yang telah teruji di industri bisnis.

Platform ini menjadi alat penting bagi pengusaha yang ingin menjangkau konsumen di luar negeri, baik untuk produk fisik maupun digital. Bayarkilat.id memungkinkan transaksi yang efisien, memberikan kemudahan akses ke pasar internasional tanpa dibebani oleh proses yang berbelit-belit.

Dengan biaya transaksi yang transparan dan tanpa biaya tersembunyi, platform ini membantu pengusaha mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

Reza Renaldi Hardiansyah, salah satu pendiri Bayarkilat.id, menekankan pentingnya peran platform ini bagi pelaku UKM dan pengusaha Indonesia yang ingin memperluas sayap bisnis mereka. “Kami melihat potensi besar di kalangan pengusaha lokal untuk bersaing di kancah internasional. Bayarkilat.id hadir untuk menjembatani mereka dengan pasar global, menyediakan layanan pembayaran lintas negara yang cepat dan aman,” ujarnya.

Dalam operasinya, Bayarkilat.id terus mengembangkan fitur-fitur yang relevan untuk kebutuhan pasar yang dinamis. Layanan pelanggan yang responsif dan tersedia 24 jam menjadi salah satu kekuatan utama, memastikan setiap kendala dan pertanyaan pengguna dapat diatasi dengan cepat.

Selain itu, Bayarkilat.id tidak hanya berhenti pada layanan pembayaran. Platform ini berencana untuk terus memperluas jangkauan layanan ke berbagai platform internasional lainnya, memastikan pengusaha Indonesia memiliki alat yang tepat untuk meraih kesuksesan di pasar global.

Bagi pengusaha yang selama ini kesulitan melakukan pembayaran internasional, Bayarkilat.id menjadi solusi yang inovatif. Dengan memanfaatkan teknologi yang aman dan proses transaksi yang sederhana, platform ini memberi kesempatan kepada pelaku bisnis lokal untuk bersaing dengan perusahaan global tanpa hambatan.

Bayarkilat.id tidak hanya menjadi alat transaksi, tetapi juga menjadi mitra bisnis yang mendukung pertumbuhan usaha.

Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan, Bayarkilat.id siap menjadi pilar penting bagi pengusaha Indonesia yang ingin menjelajahi peluang-peluang baru di pasar internasional. Platform ini menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tepat, setiap pengusaha, baik besar maupun kecil, memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan di dunia global yang semakin kompetitif.

Source : pressrelease.id

.

Continue Reading

Business

Akhir Tahun 2024, Aset Pegadaian Diprediksi Tembus Rp. 100 Triliun

Outstanding loan per 31 Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 81,846 Triliun tumbuh 25,8%

Published

on

By

Dok. Pegadaian

Membumi.com

Jakarta – PT. Pegadaian semakin menunjukkan masa keemasannya setelah 123 tahun melayani masyarakat indonesia melalui berbagai produk dan program yang dijalankan. Hingga Agustus 2024 tercatat 98,935 triliun aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dulunya bernama Bank Van Leening ini dan diprediksi mampu menembus 100 triliun pada akhir tahun 2024.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan pertumbuhan aset ini diharapkan dapat terus bertumbuh seiring dengan peningkatan kinerja Pegadaian di masa yang akan datang.

“Pertumbuhan aset Pegadaian didorong oleh peningkatan penyaluran pinjaman, dimana outstanding loan per 31 Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 81,846 Triliun tumbuh 25,8% secara yoy. Kami harap aset ini dapat terus bertumbuh dan berkembang sejalan dengan peningkatan kinerja Pegadaian, apalagi sekarang kami sudah tergabung dalam holding ultra mikro, semoga kedepannya kinerja perusahaan terus meningkat dan semakin banyak masyarakat yang menerima manfaat dari Pegadaian, khususnya UMKM,” ujar Damar.

Berdasarkan Laporan Tahunan Pegadaian tahun 2023, total aset Pegadaian secara historis pada tahun 2020 tercatat sebesar 71,469 triliun, kemudian menjadi 65,776 triliun pada tahun 2021. Pegadaian kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga mencapai total aset sejumlah 73,329 triliun pada tahun 2022, kemudian semakin bertumbuh pada akhir tahun 2023 dengan capaian aset sebesar 82,585 triliun.

Sejalan dengan pencapaian tersebut, Pegadaian berkomitmen untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat, serta menghasilkan kinerja terbaik. Tidak hanya dalam industri pergadaian dan pembiayaan UMKM, bahkan kini Pegadaian mulai melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ekosistem emas untuk terwujudnya visi perusahaan dan mendukung pemerintah mencapai Indonesia Emas 2025.

“Pegadaian akan terus melakukan optimalisasi aset dan service excellence guna meningkatkan kinerja positif perusahaan kedepan secara berkelanjutan. Termasuk penurunan NPL (Non Performing Loan) yang berhasil ditekan menjadi 0,93% per 31 Agustus 2024 dari angka 1,71% pada Agustus 2023 lalu, yang turut mendukung catatan kinerja positif perusahaan,” tambah Damar.

Source : pressrelease.id

.

Continue Reading

Business

PTPN IV Kapalkan 14.500 Ton CPO di Riau Hasilkan Devisa USD13 Juta

Sepanjang tahun 2024, PTPN IV Regional III menghasilkan 13,15 juta US Dolar devisa bagi negara

Published

on

By

Dok. PTPN IV

Membumi.com

Dumai – Perusahaan perkebunan sawit milik negara terluas di dunia PTPN IV PalmCo melalui PTPN IV Regional III yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau mengapalkan sebanyak 14.499,067 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil sejak Januari-Agustus 2024 ini.

Melalui kegiatan ekspor CPO tersebut, perusahaan berhasil menyumbangkan devisa bagi negara mencapai 13,15 juta US Dolar atau setara Rp210,9 miliar dari tujuh kali ekspor yang dilaksanakan dari Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau.

“Sepanjang tahun 2024 ini kita telah melakukan pengapalan CPO produksi PTPN IV Regional III sebanyak tujuh kali dari Riau menuju India dengan total 14.499 ton CPO serta menghasilkan 13,15 juta US Dolar devisa bagi negara,” kata Direktur Pemasaran dan Komersial Ryanto Wisnuardhy dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Selasa (24/9/2024).

Ia menjelaskan CPO perdana dan kedua dilaksanakan pada Maret 2024 lalu dengan total volume mencapai 3,5 juta ton CPO dengan harga pasar internasional saat ini sebesar 932-942,5 US Dolar per ton.

Pengiriman selanjutnya dilaksanakan dua kali pada bulan Mei 2024 dengan total 4 juta ton CPO dengan negara tujuan yang sama. Pada bulan selanjutnya, perusahaan kembali melakukan pengapalan sebanyak dua kali dengan volume total mencapai 4 juta ton. “Serta terakhir tepat pada hari kemerdekaan, 17 Agustus lalu dengan total 3 juta ton CPO,” ujarnya.

Region Head PTPN IV Regional III Rurianto menjelaskan bahwa kegiatan ekspor CPO ke berbagai negara dunia sebagai bagian untuk mendukung peningkatan devisa negara. “Kami berharap dapat mengambil peran untuk mendorong peningkatan devisa negara melalui pengiriman CPO ke konsumen yang ada di India dan Eropa,” tuturnya.

Lebih jauh, meski menggarap pasar ekspor, Ruri mengatakan PTPN IV Regional III tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan CPO dalam negeri. Dari total produksi CPO PTPN V yang mencapai 570.000 ton per tahun, hanya 6 persen yang dikirimkan ke luar negeri. “Selebihnya 94 persen kami alokasikan untuk food and energy security nasional,” katanya lagi.

PTPN IV Regional III merupakan bagian dari PTPN IV PalmCo yang mengantongi beragam sertifikasi internasional, mulai dari roundtable on sustainable palm oil (RSPO) serta sertifikasi standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) yang memberikan keuntungan kepada perusahaan berupa harga premium untuk produknya.

Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.

Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).

Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).

Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.

Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.

Source : pressrelease.id

.

Continue Reading

Trending