Figur
Sah, ” Zuriat Keradjaan Siak Sri Indrapura ” Terbentuk

Membumi.com
Pekanbaru (01/07/25) – Setelah mengadakan sekitar tujuh kali rapat dalam membahas soal bagaimana mencapai tujuan dalam mengangkat harkat dan martabat Zuriat Kerajaan Siak Sri Indrapura, termasuk bicara soal peningkatan ekonomi, memperjuangkan hak – hak Peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura, serta melestarikan adat dan budaya Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Maka sebagaimana sejarah silsilah Kerajaan Siak Sri Indrapura yang telah berdiri sejak tahun 1723 M hingga Sultan Syarif Kasim II mangkat pada tahun 1968 selalu dinamakan dengan ” Sultan dari Empat Perut, “ Atas dasar kesepakatan bersama, pada hari ini (01/07/25) bertempat jalan Diponegoro nomor 47 Ba’da Isya, telah berkumpul perwakilan dari keturunan Sultan dari Empat Perut, yang dengan tujuan mulia, ingin berhimpun dalam sebuah wadah yang diberi nama ” Zuriat Keradjaan Siak Sri Indrapura.”
Hadir dalam kesempatan tersebut Tengku Said Muhammad Amin selaku perwakilan Zuriat Sultan Syarif Kasim, Tengku Fahrul Gafar selaku perwakilan Zuriat Tengku Mangku Bumi, Syaid Idris selaku perwakilan Zuriat Sultan Ismail, Tengku Aldo dan Tengku Razalex selaku perwakilan Zuriat Sultan Ibrahim, dan Said Lukman selaku fasilitator.
Lebih lanjut Tengku Fahrul Gafar dalam keterangan persnya, mengisahkan sejarah panjang Keradjaan Siak Sri Indrapura, dimana dahulu sebagai Keradjaan yang besar, bermula sejak berdirinya Kerajaan di daerah Buantan oleh Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah) sekitar tahun 1723 M, dimana beliau merupakan Putra dari Sultan dari Kemaharajaan Melayu ke VIII yang bernama Sultan Mahmud Syah II (bergelar Marhum Mangkat di Julang) dengan istrinya Encik Pong.
” Seiring waktu, Keradjaan Siak terus berkembang dengan dilakukannya perpindahan pusat pemerintahan mulai dari Mempura Kecil, Mempura Besar sampai ke Senapelan dan membuka sebuah Bandar yang kini dinamakan Pekanbaru (Ibukota Provinsi Riau). Oleh Sultan Muhammad Ali, Kerajaan ini terus mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ali pada tahun 1784 M dengan memiliki 12 daerah jajahan, ” sebut perwakilan Zuriat Tengku Mangku Bumi ini menjelaskan.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ali ini pusat pemerintahan dipindahkan dari Mempura Besar ke Kota Tinggi Siak. Kejayaan Kesultanan Siak terus berlanjut hingga ke tahun 1810 M. Setelah itu, Sultan Syarif Ali menyerahkan tampuk pemerintahan kepada putranya Sultan Syarif Ibrahim karena beliau sudah merasa uzur.
Kemudian pada 1 Februari 1811 M Sultan Syarif Ali pun kemudian mangkat dan dimakamkan di kubah Besar Makam Kota Tinggi Siak serta diberi gelar Marhum Kota Tinggi. Sultan Syarif Ali mempunyai dua saudara laki-laki yakni Tengku Busu Said Ahmad yang merupakan Panglima Besar dan diangkat sebagai Yang Dipertuan Besar Pulau Tebing Tinggi (Selat Panjang Sekarang) dan Tengku Abdurrahman yang menjadi Raja pertama di Kerajaan Pelalawan.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ibrahim bin Sultan Syarif Ali secara terus menerus terjadi kemelut didalam lingkungan istana yang mengakibatkan Sultan Syarif Ibrahim tidak dapat melanjutkan pemerintahannya.
” Untuk itu, pembesar-pembesar Kesultanan Siak berunding untuk menentukan pengganti Sultan Syarif Ibrahim, kemudian diadakanlah musyawarah dikalangan pembesar-pembesar Kesultanan Siak, yang akhirnya disepakati bahwa yang meneruskan pemerintahan Kesultanan Siak adalah keturunan Wali Sultan Muhammad, ” ungkap Tengku Fahrul Gafar
Adapun keturunan Wali Sultan Muhammad yang beristrikan Tengku Mandak binti Sultan Syarif Ali tersebut mempunyai 4 (empat) orang putra yakni Sultan Syarif Ismail, Tengku Putera Said Ahmad (Mangkubumi Siak), Tengku Kecil Said Hasyim (Panglima Besar Siak) dan Sultan Syarif Kasim I, yang oleh penulis silsilah Kerajaan Siak dinamakan Sultan Empat Perut, yang mana artinya keempat putra Wali Sultan Muhammad dengan Tengku Mandak Binti Syarif Ali berhak dan layak menjadi Sultan.
” Diantara ke empat putra beliau, ada dua orang yang menjadi Sultan yaitu, Sultan Syarif Ismail dan Sultan Syarif Kasim I. Sejak itulah yang menjadi Raja-Raja di Kesultanan Siak adalah keturunan Wali Sultan Muhammad dengan istrinya Tengku Mandak Binti Sultan Syarif Ali sampai pada Sultan yang terakhir yakni Sultan Syarif Kasim II, ” sebut Zuriat Tengku Mangku Bumi mengakhiri keterangan persnya.
Selaku fasilitator Said Lukman mengatakan bahwa langkah penyatuan keturunan Sultan Keradjaan Siak Sri Indrapura dari unsur empat perut ini akan dituangkan kedalam wadah berbentuk Yayasan, dan ini merupakan sejarah bagi anak cucu keturunan Kerajaan Siak Sri Indrapura kedepan. ” Insyaallah berkah “ sebut Said Lukman menutup pertemuan dengan do’a kafaratul majelis.
.
.
.
.
.
.