Jeddah – Menjawab pemberitaan Israel yang menyangkal tragedi berdarah RS Al Ahli, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada rabu (18/10/23) mengecam para pendukung Israel karena memberikan negara tersebut “impunitas” dalam perang di Gaza ketika Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan solidaritas.
Blok negara mayoritas Muslim yang beranggotakan 57 Negara itu “menyesalkan posisi internasional yang mendukung agresi brutal terhadap rakyat Palestina, dan memberikan impunitas kepada Israel, mengambil keuntungan dari standar ganda yang memberikan kedok bagi kekuatan pendudukan,” kata sebuah pernyataan OKI yang diterbitkan setelah pertemuan darurat para menteri luar negeri.
Negara-negara Arab juga secara individu mengecam Israel atas kejadian yang mengobarkan kemarahan di Timur Tengah.
.
Namun Biden, saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada hari Rabu menyuarakan dukungan terhadap posisi Israel bahwa roket Jihad Islam yang salah sasaran menyebabkan pembantaian mematikan di rumah sakit tersebut, dengan mengutip data yang ditunjukkan oleh departemen pertahanan Israel.
Serangan itu terjadi ketika Israel terus menghujani Gaza dengan bom sebagai tanggapan atas serangan berdarah Hamas pada 7 Oktober.
OKI menyerukan komunitas Internasional untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas kejahatan perang keji terhadap rakyat Palestina
Mereka juga mengecam Dewan Keamanan PBB karena gagal menghentikan kekerasan. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam sambutannya juga mengecam para pendukung Israel yang memberikan senjata, bala bantuan militer , berkolusi untuk melakukan Kejahatan yang Keji.
.
Rekam Jejak Panjang Kebohongan Israel yang Menyesatkan
Berikut pernyataan kontroversial sering kali digunakan untuk membenarkan tindakan Israel untuk mendiskreditkan pihak lain. Untuk dapat diketahui bahwa pada (9/10/23) Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang mengatakan bahwa blokade akan mencakup larangan masuknya makanan, listrik dan bahan bakar, agar rakyat Palestina menderita.
Soal serangan rumah sakit Al Ahli di Gaza yang menewaskan ratusan orang pada (18/10/23), sebagaimana penjelasan kepala juru bicara militer, Daniel Hagari kepada wartawan yang mengatakan sebaliknya bahwa pihaknya menetapkan tidak ada serangan angkatan udara, darat atau laut di daerah tersebut pada saat ledakan terjadi.
Dan juga mengatakan bahwa radar mereka mendeteksi tembakan roket yang keluar pada saat yang sama, dan menyadap komunikasi antara kelompok militan yang mengindikasikan bahwa Jihad Islam menembakkan roket tersebut.
Israel sering kali membantah bahwa mereka menargetkan warga sipil Palestina, namun yang terjadi malah sebaliknya. Israel juga sering kali mengklaim bahwa mereka tidak menduduki Palestina, tetapi bukti menunjukkan sebaliknya. Israel telah mengendalikan wilayah Palestina sejak tahun 1967, dan mereka telah membangun pemukiman ilegal di wilayah tersebut.
Israel juga sering kali mengklaim bahwa mereka berkomitmen pada perdamaian dengan Palestina, tetapi tindakan mereka menunjukkan sebaliknya. Israel terus membangun pemukiman ilegal di wilayah Palestina, dan mereka telah menolak untuk mengakui hak Palestina untuk negara yang merdeka.
Bahkan soal dalam serangan udara pada (10 – 11/10/23) yang menggunakan bom fosfor putih di wilayah terdampak dengan populasi sipil yang padat di Gaza dan Lebanon yang sangat dilarang penggunaannya itu, justru di sangkal Israel melalui media theguardian.com
Dan sejumlah rentetan kebohongan lainnya seperti Israel mengklaim bahwa mereka menyerang untuk menanggapi serangan roket Hamas. Namun, bukti menunjukkan bahwa Israel sebenarnya menyerang untuk menghancurkan infrastruktur sipil di Gaza dan menargetkan warga sipil Palestina.
Rekam jejak kebohongan Israel telah menimbulkan keresahan dan kemarahan di kalangan banyak orang, termasuk masyarakat internasional. Rekam jejak ini telah membuat sulit bagi Israel untuk memperoleh dukungan internasional untuk posisinya dalam konflik Palestina-Israel.
Hingga berita ini diterbitkan Organization of Islamic Cooperation (OIC) menjadwalkan pertemuan darurat dengan fokus pertemuan tersebut menyoroti tentang serangan Israel di Jalur Gaza.
Yang dimaksud dengan Impunitas : adalah keadaan di mana seseorang yang melakukan pelanggaran hukum tidak dikenai hukuman. Dalam konteks hukum hak asasi manusia internasional, impunitas mengacu pada kegagalan membawa pelaku pelanggaran hak asasi manusia untuk diadili dan merupakan penyangkalan hak korban untuk keadilan dan pemulihan.