Merajalela, Indonesia Butuh Perubahan Strategi Pemberantasan Korupsi (I)
” Sekarang cuma tinggal 2 opsi saja untuk Pemilu 2024, mau dilanjutkan ? apa mau Perubahan ? “ tutup Said mempertanyakan komitmen seluruh Bangsa Indonesia.
Pekanbaru – Kembali dalam diskusi bersama Said Lukman (18/12/23) membahas persoalan Korupsi Indonesia bersempena Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2023, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di Istora Senayan (12/12/23) yang lalu, dan data press rilies dari Transparency International Indonesia mengenai Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022.
“ Dari relies yang terbit (31/1/2023) mengenai Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022 yang serentak disampaikan di seluruh dunia tersebut menunjukkan, bahwa Indonesia mengalami tantangan serius dalam melawan Korupsi, dengan pemberian skor 34/100 dan berada di peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. “ sebut Said Lukman.
Itu artinya strategi dan program pemberantasan Korupsi Pemerintahan Jokowi tidak efektif, termasuk upaya merevisi UU KPK di tahun 2019 juga dinilainya tidak efektif, sebagaimana Presiden Joko Widodo sendiri menyampaikan dalam acara Hakordia (12/12/23) yang lalu bahwa, Pemerintahannya perlu mengevaluasi ulang secara total.
“ Bahkan Presiden Joko Widodo sendiri menyebut sudah terlalu banyak pejabat – pejabat kita yang ditangkap dan dipenjarakan, tidak ada negara lain yang menangkap dan memenjarakan pejabatnya sebanyak Indonesia, “ ungkap Said Lukman.
Sebagaimana dikutip dari sambutan Presiden Joko Widodo di Istora Senayan pada (12/12/23) didepan para petinggi Negara dengan mengatakan, “ jangan ditepuk tangani, catatan saya 2004 sampai 2022 yang dipenjarakan karena tindak pidana korupsi ada 344 Pimpinan dan anggota DPR dan DPRD 344, “ ungkap mantan Walikota Solo tersebut.
Selain itu juga disampaikan termasuk Ketua DPR dan Ketua DPRD, 38 Menteri dan Kepala Lembaga, 24 Gubernur dan 162 Bupati dan Walikota, 31 Hakim termasuk Hakim Konstitusi, ada 8 Komisioner termasuk KPU, KPPU, dan KY, juga 415 orang dari pihak swasta dan 363 dari birokrat, “ terlalu banyak banyak sekali, “ sebut Presiden Joko Widodo.
“ Apakah Korupsi berhenti ? apakah dengan penjara membuat jera ? ternyata tidak, karena memang Korupsi sekarang ini semakin canggih, semakin kompleks, bahkan lintas negara dan multi yuridiksi, serta menggunakan teknologi mutakhir, “ sebut Presiden yang besannya terbukti melanggar kode etik sebagai Ketua MK ini.
Mengomentari hal tersebut Said Lukman merasa lucu sambil mengungkapkan, bahwa strategi pemberantasan korupsi di era Presiden Joko Widodo bisa dibilang gagal total karena faktanya penjara sudah dipenuhi oleh para maling uang rakyat.
“ Itu baru yang tertangkap basah, belum lagi yang tertangkap kering, “ sebut Said Lukman sambil terkekeh mengingat statement Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila yang awalnya merupakan sekutu Presiden Joko Widodo malah menyarankan agar KPK tersebut dihapuskan, ” ingat Said Lukman.
Walaupun dengan dalih tidak efektif, namun statement Megawati (76) justru merupakan kabar gembira bagi para koruptor waktu itu, untung tak jadi, ” sebut Said Lukman sambil terkekeh mengenang sekutu lama Presiden Joko Widodo tersebut.
Said Lukman juga menyinggung kasus korupsi di level lokal yang menurutnya sudah seperti kanker stadium 4, ” mangkraknya pembangunan gedung PT. BSP itu karena apa ? kenapa proses penyelidikan di Polda Riau begitu lama seolah gelap tak ada kejelasan, ” sebut Said Lukman mempertanyakan.
Diakhir diskusi edisi pertama mengenai persoalan Korupsi di Era Presiden Joko Widodo tersebut, Said Lukman mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan bagi masa depan Indonesia.
” Sekarang cuma tinggal 2 opsi saja untuk Pemilu 2024, mau dilanjutkan ? apa mau Perubahan ? “ tutup Said mempertanyakan komitmen seluruh Bangsa Indonesia.
Bersambung….
Source : Pidato President Joko Widodo dalam acara Harkodia 2023 dan Press Rilies Transparency International Indonesia mengenai Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022
Pekanbaru (20/09/24) – Cipayung Plus Riau, yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda, menggelar diskusi bertajuk “Mewujudkan Pilkada Damai Riang Gembira di Provinsi Riau 2024.”
Acara ini digelar di Hotel Arya Duta, Pekanbaru, dengan tujuan mendorong terwujudnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang damai, demokratis, dan penuh kegembiraan di Riau.
Diskusi dan deklarasi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi mahasiswa, termasuk Hima Persis, GMKI, SEMMI, GMNI, IMM, KAMMI, dan PMII, serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai kampus di Riau.
Agenda utama dari kegiatan ini adalah membahas strategi pencegahan konflik selama Pilkada, mendorong partisipasi aktif masyarakat, serta menghadirkan ide-ide baru untuk menjaga demokrasi di Provinsi Riau.
Kapolda Riau, Irjen Pol Mohd Iqbal, dalam sambutannya, mengapresiasi pelaksanaan diskusi yang diinisiasi oleh Cipayung Plus Riau.
Ia menyatakan harapannya agar Pilkada 2024 di Provinsi Riau dapat berlangsung dengan aman, damai, dan penuh kegembiraan.
“Kami berharap Pilkada di Riau nanti bisa berjalan dengan lancar, riang, dan kondusif, serta siapa pun yang terpilih nantinya mampu memimpin dengan nilai moral yang tinggi,” ujar Kapolda.
Kapolda juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, TNI, Polri, dan penyelenggara Pilkada dalam menjaga keamanan dan kelancaran proses demokrasi.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi pelaksanaan diskusi ini yang diinisiasi oleh Cipayung Plus Riau. Saya mengajak seluruh mahasiswa untuk ikut membantu aparat keamanan dan penyelenggara dalam menciptakan suasana Pilkada yang aman dan damai,” tambahnya.
Zul Ihsan Maarif, Ketua Hima Persis Riau, yang tergabung dalam Cipayung Plus Riau, menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan Pilkada yang damai dan penuh antusiasme.
“Sebagai bagian dari organisasi pemuda dan mahasiswa, kami berkomitmen memastikan Pilkada 2024 menjadi momen perayaan demokrasi yang gembira dan harmonis. Kami juga mengajak seluruh pihak—baik partai politik, kandidat, maupun pemilih—untuk menjaga integritas dan kedamaian selama proses Pilkada berlangsung,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya diskusi ini, diharapkan dapat muncul perspektif baru dan solusi inovatif untuk menjaga kestabilan politik di Riau serta memperkuat demokrasi yang sehat dan menyenangkan. ***
Dok. Ilustrasi / Yoserizal Zein Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau
Membumi.com
Pekanbaru – Pameran Kain Nusantara yang dibuka sejak tanggal 28 Agustus lalu cukup menyedot perhatian sejumlah masyarakat yang didominasi oleh warga Kota Pekanbaru.
Hingga hari ini (15/09) total kunjungan ke lokasi pameran yang bertempat di kompleks Dinas Kebudayaan Provinsi Riau tercatat sebanyak 7.243 orang. Hal ini tidak terlepas dari antusias serta apresiasi masyarakat terhadap wastra maupun kain tradisional yang terus meningkat.
Sebagaimana diungkapkan Kadisbud Riau bahwa untuk mendukung keragaman ekspresi budaya serta mendorong interaksi budaya dalam memperkuat kebudayaan yang inklusif, selalu memerlukan respon yang baik dari berbagai pihak.
“ Pameran Kain Nusantara yang kita bentang bersama 33 Museum se Indonesia adalah bentuk semangat persatuan dan kebersamaan dalam mewujudkan pemajuan kebudayaan nasional,” kata Raja Yoserizal.
Dipertegas Kadisbud, budaya di setiap daerah adalah bagian dari budaya bangsa yang patut dikembangkan. Karena budaya berkait erat dengan karya yang mengasah kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Begitu pula dalam proses berkarya seseorang akan terhubung dengan keadaan dan hal-hal yang mempengaruhinya.
“Maka tidak berlebihan dapat kami katakan, Menata Warna Nusantara yang diusung sebagai tema tahun ini adalah upaya untuk pengembangan diri dalam melestarikan dan mencintai budaya bangsa,” lanjut Raja Yoserizal.
Diketahui, pameran ini merupakan program tahunan Museum se Indonesia yang dilaksanakan secara bergilir di tiap-tiap provinsi di seluruh Indonesia. Di tahun ini bersama 33 Museum se Indonesia, Provinsi Riau selaku Tuan Rumah telah memamerkan koleksi warisan kain tradisional yang beragam rupa dengan keasliannya.
“Kami berterimakasih kepada seluruh pengunjung dan semua pihak yang telah menyukseskan pameran ini. Hingga hari terakhir (Ahad red) jumlah pengunjung cukup ramai. Kami melihat daftar kunjungan hingga 7.243 orang, itu membuktikan tingginya minat masyarakat khususnya Pelajar terhadap Sejarah, khususnya kain Nusantara dari 33 museum di Indonesia,” kata Raja Yoserizal menutup keterangannya.(rls)
Fari Suradji (Sekretaris) dan H.EM Surachmat (Ketum) MISURI memberikan keterangan resminya (5/09/24).
Membumi com
Pekanbaru – Bertempat di Saung Mitra Sunda Riau (MISURI) dijalan Kayu Putih 6 jelang MILAD ke 19 tanggal 7 September, H.EM Surachmat selaku Ketua Umum didampingi Fahri Suradji selaku Sekretaris MISURI dalam keterangan resminya mengungkapkan.
” Kami dari Paguyuban Mitra Sunda Riau bersama ini menyatakan dukungan kepada pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yaitu saudara Brigadir Jenderal (Purn) H. Edi Natar Nasution dan saudara H. Destrayani Bibra, M,Si dengan sejumlah alasan, ” sebut Ketua Umum MISURI.
Adapun sejumlah alasan kenapa MISURI mendukung paslon PATEN disebutkan diantaranya dinilai Cerdas, Tegas, Humanis, Nasionalis dan Agamis. Kemudian juga dinilai bersih dari Korupsi, dan telah berpengalaman menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur pada masanya.
” Kami juga menilai bahwa pasangan ini sangat menjaga toleransi antar agama dan antar suku. Kami juga menilai bahwa Saudara Edy Natar telah berhasil membina Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sehingga hubungan antara Paguyuban harmonis, ” sebut Ketum MISURI.
Lebih lanjut H.EM. Surachmat juga menilai bahwa pasangan calon yang berslogan PATEN ini sangat cocok karena saudara Edy Natar berbelakang TNI yang dipadukan dengan Destrayani Bibra yang berlatar belakang birokrat sejati.
Atas dasar tersebut, secara resmi Mitra Sunda Riau (MISURI) yang beranggotakan sekitar 70 ribu orang ini mendukung penuh siap untuk memenangkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Brigadir Jenderal (Purn) H. Edy Natar Nasution dan H. Destrayani Bibra, M,Si yang telah terbukti rekam jejaknya.
” Kami berharap jika kelak pasangan ini kedepannya menjadi Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, InsyaAllah dapat menjadikan Kota Pekanbaru Bermartabat, aman, adil makmur, sejahtera, bebas banjir, jalan – jalan mulus dan Kota yang kita cintai ini kembali bersih dan mendapat Piala Adipura, ” harap H.EM Surachmat mengakhiri keterangan persnya.