Headlines

6 Misi Kemanusiaan WHO Dibatalkan, Israel Tolak Akses dan Jaminan Keamanan

” Yang tidak kami miliki adalah akses “

Published

on

Images : kondisi warga Palestina di reruntuhan pasca di Bombardir IDF / WAFA

Membumi.com

Jenewa (10/1/24) – Organisasi Kesehatan Dunia hari ini menyerukan rezim pendudukan Israel untuk mengizinkan WHO dan badan-badan PBB lainnya mengakses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza, dan menyebut situasi kemanusiaan ini “tak terlukiskan” .

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tim organisasinya harus membatalkan enam misi yang direncanakan ke Gaza utara sejak 26 Desember, ” karena permintaan kami ditolak dan jaminan perjalanan yang aman tidak diberikan”, sementara misi yang direncanakan pada hari Rabu juga dibatalkan.

“Menyalurkan bantuan kemanusiaan di Gaza terus menghadapi tantangan yang hampir tidak dapat diatasi,” katanya pada konferensi pers di Jenewa.

“Pemboman yang intens, pembatasan pergerakan, kekurangan bahan bakar, dan komunikasi yang terputus membuat WHO dan mitra kami tidak mungkin menjangkau mereka yang membutuhkan,” tambahnya.

“Kami memiliki persediaan, tim, dan rencana. Yang tidak kami miliki adalah akses. Kami menyerukan Israel untuk menyetujui permintaan WHO dan mitra lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan.”

Baca : WHO : Kondisi Jalur Gaza Semakin Buruk

Tedros mengatakan hanya 15 rumah sakit di wilayah Palestina yang berfungsi meskipun hanya sebagian, sementara kurangnya air bersih dan sanitasi, serta kondisi kehidupan yang terlalu padat di jalur pantai menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran penyakit.

“Orang-orang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan sedikit air, yang mungkin tidak bersih, atau roti, yang tidak cukup bergizi,” katanya.

153 negara Bahas Veto AS di DK PBB

Sementara itu semenjak April 2023, Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengadakan pertemuan secara otomatis dalam waktu 10 hari, jika hak veto di Dewan Keamanan digunakan oleh salah satu dari lima anggota tetapnya.

Pengamat Tetap Negara Palestina, Riyad Mansour, mengatakan pada pertemuan Majelis Umum PBB hari ini (9/1/24) berdiri di hadapan Majelis, “mewakili orang-orang yang dibantai, seluruh keluarga dibunuh, pria dan wanita ditembak di jalan, ribuan orang diculik, disiksa. dan dihina, anak-anak dibunuh, diamputasi, menjadi yatim piatu – terluka seumur hidup.”

Tidak seorang pun dapat memahami, bahwa Dewan Keamanan masih dihalangi untuk menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sementara 153 negara di Majelis Umum bersama Sekjen PBB telah menyerukan hal tersebut.

Baca : Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata dalam Perang di Gaza

“ Negara Palestina telah lama mendukung usulan Perancis dan Meksiko untuk penangguhan veto dalam kasus kekejaman massal, ketika kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam skala besar terjadi. ”

“ Ini bukan tentang keamanan Israel, ini tentang kehancuran Palestina. Kepentingan dan tujuan pemerintah Israel yang ekstrem ini jelas dan tidak sesuai dengan kepentingan dan tujuan negara mana pun yang mendukung hukum dan perdamaian internasional.”

Palestina akan tetap ada, “ Jangan menyerukan perdamaian dan menyebarkan api. Jika Anda menginginkan perdamaian, mulailah dengan gencatan senjata. Sekarang. “

Source : Palestinian News & Information Agency-WAFA

.

.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version