OPINI
Apakah Opini WTP Itu Masih Dapat Dipercaya ??!

.
Dari sekian banyak judul berita penuh sensasi yang mengekspos soal Paripurna LHP BPK Riau tahun 2024 di DPRD Riau, yang saye acungkan jempol itu salah satunye berjudul, ” Kas Sekretariat Tekor 3,3 Milyar, DPRD Riau Siap Tanggungjawab, ” Cieee…
Jika dosen jurnalistik mau lah memberi nilai untuk judul berita itu maka saye yakin nilainya seratus. Apalagi didalam berita itu disebutkan bahwa Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Parisman Ihwan mengatakan bahwa DPRD Provinsi Riau akan bertanggung jawab terhadap hasil temuan BPK Riau tersebut dalam waktu 60 hari.
Pertanyaan saye 3,3 ape 16 m pak Iwan ? soal nye saye dapat info ade bukti biaya penginapan tidak sesuai, ade kelebihan perjalanan dinas luar negeri, ade perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan, tiket pesawat yang tak dapat dipastikan kebenarannya sampai soal perjalanan dinas yang tumpang tindih ni pak Iwan.
Kalau bicara soal DPRD Riau, saye pun langsung teringat dengan sebuah pernyataan yang mengatakan, ” Insyaallah akan ada ledakan dahsyat dari Ditreskrimsus, tinggal menunggu sedikit lagi. Karena tindak pidana korupsi ini mengakibatkan kerugian negara lebih dari Rp 130 miliar, ” kata Irjen Iqbal Selasa (31/12/24).
Mengingat selama ini institusi pemeriksa keuangan tersebut sudah memberikan Opini WTP untuk Pemprov Riau sebanyak 13 kali. Artinya selama 13 tahun anggaran Pemprov Riau selalu mendapatkan WTP dan baru tahun ini pecah telow dengan mendapat predikat WDP, itupun masih ge dianggap Wajar.
Usut punye usut, akhirnya Direskrimsus Polda Riau dengan gagah perkasa berhasil membongkar sebuah skandal yang diberi nama SPPD fiktif di Sekretariat DPRD Riau, hingga menyita sejumlah aset yang konon katanya terjadi ditahun anggaran 2020 – 2021. Sayepun bingung, bukannya pada masa itu Pemprov juga dapat WTP dari BPK !?
Bicara soal penyampaian laporan hasil audit tahun anggaran 2024 pun saye nilai luo biase betul, sebab disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pemeriksaan Keuangan Negara (Dirjen PKN) II BPK RI Nelson Ambarita dalam sebuah acara yang di Paripurnakan di Gedung DPRD Provinsi Riau, bede dengan tahun – tahun sebelumnye, walaupun dapat WTP tak pulak sampai diparipurnakan.
Seorang ahli hukum pidana pegnah mengatekan, bahwa bukti utama dalam mengungkap sebuah kasus korupsi itu adalah hasil audit. Make pertanyaannye, apakah hasil audit yang selame ini disampaikan itu dapat dipercaye ketika dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan salah satu pihak yang diamankan oleh tim KPK diantaranye adalah ketua tim BPK tu sendigi ?
Jadi pak Iwan, saye yakin Bank Riau mau menerima SK tu untuk dijaminkan. Itung – itung bisa lah meringankan beban pengembalian duit tahun anggaran 2024. Masalahnye legitimasi hasil audit tahun – tahun sebelumnye masih bergulir dipersoalkan seperti bola salju pak Iwan, yang semakin membesar dan siap meluluh lantakkan seisi kapal. Hehehe.
Penulis : Said Lukman – Tokoh Masyarakat Riau
.
.
.
.
.