Membumi.com
Jakarta – (25/8/23) Dalam sambungan Selularnya ER selaku Ketua Regional Sumatera Komnas Perlindungan Konsumen Dan Lingkungan Hidup atau disebut juga PKLH mengungkapkan soal dampak berbahaya yang bakal ditanggung masyarakat yang terpapar Asap Kebakaran diseputar TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
” Masalah Kebakaran TPA Sarimukti ini tidak hanya soal memadamkan api, akan tetapi juga berdampak terhadap masalah kesehatan terhadap warga diseputar TPA yang terpapar Asap dengan kandungan beracun berbahaya, ” ungkapnya disela kunjungannya dijakarta.
Berikut Kandungan Partikel asap dari kebakaran tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang berhasil kami himpun diambil dari berbagai sumber seperti Senyawa organik volatil (VOCs), seperti benzena, toluena, etilbenzena, dan stirena. VOCs adalah bahan kimia yang mudah menguap dan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru
Kemudian didalamnya juga terkandung Logam berat, seperti timbal, kadmium, merkuri, dan arsen. Logam berat dapat menyebabkan kerusakan organ dan kanker. Disitu juga terkandung Karbon monoksida (CO), yang merupakan gas beracun yang dapat menyebabkan sesak napas dan kematian.
Karbon monoksida (CO), yang merupakan Gas Beracun yang dapat menyebabkan sesak napas dan kematian.
Kandungan zat berbahaya lainnya yang terkandung didalam Asap Kebakaran TPA Sarimukti yaitu Hidrogen sulfida (H2S), yang merupakan gas beracun yang dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Termasuk Partikulat, merupakan partikel kecil yang dapat dengan mudah terhirup ke dalam paru-paru, Partikel ini dapat menyebabkan iritasi paru-paru, asma, dan penyakit jantung.
Lebih lanjut ER mengatakan bahwa, ” Kandungan partikel asap dari kebakaran TPA dapat bervariasi tergantung pada jenis sampah yang terbakar. Sampah organik, seperti makanan dan kertas, akan menghasilkan lebih banyak VOCs dan senyawa organik lainnya. Sampah anorganik, seperti plastik dan logam, akan menghasilkan lebih banyak logam berat, ” sebut Ketua Komnas PKLH Regional Sumatera.
” Dampak kesehatan dari asap kebakaran TPA dapat bervariasi tergantung pada tingkat paparan. Paparan jangka pendek dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker, dan asma, ” tutup ER sambil memperingatkan Otoritas Pemerintah terkait untuk dapat segera bertindak cepat atas nama Kemanusiaan.
Dikutip dari CNN Indonesia, bahwa Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan sudah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana melalui Keputusan Bupati Nomor : 100.3.3.2/Kep.760 BPBD/2023. Adapun status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran tersebut diterapkan selama 21 hari ke depan mulai 22 Agustus 2023.
Kembali ke persoalan Asap dari hasil Pembakaran Sampah, sebagaimana wawancara kami bersama Dr. Muhammad Yani Bas yang merupakan 1 dari 5 orang penggerak World Enviromental Partnership (WEP) dibawah payung United Nation Enviromental Program / UN EP (24/12/22) terkait mengupas program Co – Firing dengan cara dibakar mengungkapkan,
” Perlu diingat, sampah itu sifatnya basah, ketika menggunakan Mechanical Bio Treatment (MBT) dalam mengeringkan yang hasilnya kemudian dibakar, maka emisi – emisi yang keluar atas komposisi tersebut dapat berdampak serius untuk kesehatan, karena ada karet, pampers dan sejenisnya yang juga mengeluarkan kontaminasi logam berat, ” ungkap Dr. Yani.
.
Source : Environmental Protection Agency (EPA), National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), World Health Organization (WHO)