Headlines
DR. M. Rakib Ungkap Sejumlah Solusi Pembenahan Sektor Pendidikan di Riau (I)
” Rendahnya pengeluaran pendidikan dari rumah tangga memiliki konsekuensi tingginya atas ketimpangan pendidikan, begitu juga sebaliknya. “

Membumi.com
Pekanbaru – Dalam diskusi bersama DR. Muhammad Rakib, SH, M.Ag pada (10/12/23), yang mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan sekaligus berprofesi sebagai Dosen, Akademisi di Provinsi Riau melihat berbagai persoalan yang musti diperjuangkan bersama komponen anak bangsa.
Terungkap dari beberapa hasil peneltian di luar Riau, dengan latar belakang masalah sama dengan yang terjadi Riau, ” bahwa rendahnya pengeluaran pendidikan dari rumah tangga memiliki konsekuensi tingginya atas ketimpangan pendidikan, begitu juga sebaliknya, “ sebutnya.
DR. Rakib mengungkapkan bahwa temuan tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Liao dan Shen (2011), serta Li dan Tsang (2002). Ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan oleh rumah tangga berkontribusi terhadap ketimpangan pendidikan.
Begitu juga dengan teori manfaat dan biaya (Todaro & Smith, 2011) menjelaskan bahwa pengembalian yang diharapkan oleh individu dan biaya pengeluaran pendidikan dari rumah tangga searah dengan lamanya jenjang pendidikan yang diselesaikan.
Baca : Penyebab Utama Putus Sekolah, Alasannya Selalu Faktor Ekonomi ?
” Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengeluaran biaya untuk pendidikan dari rumah tangga juga semakin besar, dan seiring dengan meningkatnya pengeluaran biaya pendidikan, maka harapan pengembalian atas pendidikan akan semakin meningkat, ” ungkap DR. Rakib.
Lebih lanjut DR Rakib juga menjelaskan bahwa rumah tangga yang menginginkan manfaat dari tingginya pendidikan yang akan ditempuh, memilih untuk berinvestasi pada human capital melalui pengeluaran pendidikan.
Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup, sehingga bersedia mengeluarkan berinvestasi dalam bidang pendidikan. Semakin besar pengeluaran rumah tangga untuk biaya pendidikan, akan semakin tinggi jenjang pendidikan yang dapat dicapai.
Dalam diskusi kecil penuh makna ditemani dengan secangkir jahe hangat dan kue – kue khas Melayu, DR. M. Rakib juga memberikan sejumlah koleksi buku hasil buah pikirnya, diantaranya, ” Pantun Pendidikan Yang Menantang ” diterbitkan oleh UNRI Press tahun 2007.
Baca : Jumlah Anak Putus Sekolah, dari Aceh sampai Papua
Diskusi kemudian berlanjut, sebagaimana menurut hasil penelitian Solikhah Dkk, di Jawa Timur yang masalahnya sama dengan di Riau, bahwa untuk menurunkan ketimpangan pendidikan, maka perlu direkomendasikan ;
1. Perlu pembenahan kebijakan Pemerintah dengan menempatkan alokasi pengeluaran anggaran untuk bidang pendidikan yang lebih tepat sasaran.
2. Diperlukan kebijakan pembangunan untuk mengubah persepsi masyarakat terkait gender yaitu marginalisasi, subordinasi, dan stereotipe sehingga mampu menurunkan gender gap sebagai upaya penurunan tingkat ketimpangan pendidikan.
3. Diperlukan kebijakan pemerintah yang mampu membangun kesadaran masyarakat terutama di arahkan kepada wilayah dengan kesenjangan pendidikan yang besar sebagai bentuk pentingnya investasi di bidang human capital.
Dalam diskusi pertama bersama DR. M. Rakib terungkap bahwa dirinya tergerak untuk mewakili aspirasi masyarakat Riau salah satunya adalah untuk membenahi berbagai persoalan pendidikan di provinsi Riau.
Bersambung…
.

.
