Business

Dalam Sepekan Indonesia Peringkat Pertama Kematian Tertinggi Dunia

Pekan ini akumulasi angka kematian di Indonesia tembus 90.000 kematian lebih dan pada Selasa (27/7/2021)

Published

on

Graphic Rate Worldometers

Membumi.com

Pekan ini akumulasi angka kematian di Indonesia tembus 90.000 kematian lebih dan pada Selasa (27/7/2021) Pemerintah menyatakan ada 2.069 pasien Corona yang meninggal dunia. Berdasarkan data Worldometer, beberapa hari yang lalu Brasil berada di urutan kedua dengan 1.302 kematian per hari dan Rusia diposisi ke 3 dengan 794 kematian per hari, dan hari ini Indonesia kembali di posisi tertinggi didunia dengan kematian harian akibat Covid mencapai 1.759 kasus.

Pada 23 Juli yang lalu, jumlah kematian akibat Covid di Indonesia telah menempati posisi pertama di dunia dengan 1.566 kasus. Sementara itu, kasus harian berada di posisi kedua di bawah Amerika Serikat dengan 55.927 kasus. Menurut data Covid-19 di Indonesia hingga Rabu, 28 Juli 2021, tingkat kematian kasus (case fatality rate) adalah 2,70 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding angka rata-rata dunia (2,14 persen) dan tingkat kematian kasus di Asia (1,44 persen)

“akumulasi angka kematian di Indonesia tembus 90.000 kematian lebih dan pada Selasa (27/7/2021) “

Menurut data dari KawalCovid-19 mengungkap laporan kematian Covid-19 sepekan yang lalu dari pemerintah pusat lebih sedikit dibandingkan pemerintah daerah, sejauh ini terdapat selisih hingga 19.000 kasus dan untuk hal ini Kementerian Kesehatan tak menampik adanya perbedaan data, tapi mengatakan terdapat data yang tidak dilaporkan pemerintah daerah namun ditampilkan di situs masing-masing daerah.

Perbedaan data Covid-19 dari daerah hingga pusat disebut LaporCovid akan membuat persepsi risiko masyarakat menjadi “keliru” terhadap bahaya dari virus corona. Ahmad Arif selaku Inisiator LaporCovid-19, menilai pemerintah berupaya “mengutak-atik” definisi kematian Covid-19 yang berimplikasi terhadap laporan data yang ditampilkan. “Nah, ini tendensi adanya kepentingan politis dalam konteks biar daerahnya tidak dianggap tingkat kematiannya tinggi,” kata Arif, “Masyarakat akan mengalami persepsi risiko yang bisa keliru, mengira-ngira daerahnya zona kuning, hijau, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Ini membahayakan.” kata Arif

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version