Connect with us

Headlines

Antara Peluang dan Tantangan Dalam Membangun Hilirisasi Tambang

Selama ini Indonesia berfungsi sebagai pemasok utama bahan mentah ke berbagai negara. 

Published

on

Dok. Pixabay / Mining Excavator Ilustration

Membumi.com

Jakarta – Sebagai negara yang kaya sumber daya alam, khususnya disektor tambang, Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian global. Dengan berbagai komoditas unggulan seperti nikel, tembaga, bauksit, dan batu bara, Indonesia selama ini berfungsi sebagai pemasok utama bahan mentah ke berbagai negara. 

Namun, ketergantungan pada ekspor bahan mentah menimbulkan pertanyaan besar mengenai kontribusi nyata sektor ini bagi ekonomi domestik, khususnya dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pada titik inilah, strategi hilirisasi, yaitu pemrosesan lanjutan bahan mentah di dalam negeri menjadi agenda prioritas pemerintah.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia semakin menyadari bahwa mengandalkan ekspor bahan mentah sebagai sumber utama pendapatan negara bukanlah strategi yang berkelanjutan. Pada 2023, data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa sektor tambang menyumbang sebesar Rp300,3 triliun dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dengan sektor mineral dan batubara menyumbang 58% dari angka ini. 

Meski kontribusi ini signifikan, nilai tambahnya masih terbatas dibandingkan potensi yang bisa dihasilkan dari proses hilirisasi. Langkah untuk membangun smelter atau pabrik pengolahan bahan tambang di dalam negeri diharapkan dapat menciptakan dampak ekonomi berlipat ganda, mulai dari peningkatan daya saing produk Indonesia, penciptaan lapangan kerja, hingga pengurangan ketergantungan pada pasar global yang rentan fluktuasi harga.

Hilirisasi dalam konteks tambang adalah strategi meningkatkan nilai tambah bahan mentah melalui proses pengolahan dan pemurnian sebelum diekspor. Misalnya, nikel yang sebelumnya diekspor dalam bentuk bijih mentah kini dapat diproses menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik atau produk logam lainnya yang siap dipakai industri. Langkah ini menambah nilai ekonomis bahan tambang dan menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar global.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, menyatakan bahwa upaya hilirisasi sejalan dengan dorongan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional dan kemandirian industri.

Pemerintah memfasilitasi hilirisasi ini melalui penguatan tata kelola dan peningkatan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pengolahan bahan tambang di Indonesia. Irwandy juga menekankan pentingnya hilirisasi sebagai pilar dalam meningkatkan kontribusi sektor tambang terhadap ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Misalnya, pada PT Freeport Indonesia (PTFI) yang merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar yang beroperasi di Indonesia, khususnya di sektor emas dan tembaga di Papua. Sebagai bentuk komitmen pada kewajiban hilirisasi, PTFI kini tengah membangun smelter di Gresik, Jawa Timur, yang akan menjadi fasilitas pengolahan tembaga terbesar di Indonesia. 

Pembangunan smelter ini tidak hanya bertujuan untuk mengolah bijih tembaga menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga sebagai upaya perusahaan dalam memenuhi ketentuan pemerintah untuk mengolah sumber daya tambang di dalam negeri. Smelter ini diharapkan mampu menghasilkan copper cathode, produk olahan tembaga yang siap digunakan oleh industri dalam dan luar negeri.

Namun, PTFI sempat mengalami kendala teknis dan keterlambatan konstruksi yang mengakibatkan peningkatan biaya proyek. Namun, dengan dukungan pemerintah dan komitmen perusahaan, smelter ini tetap diupayakan untuk segera rampung, sejalan dengan target hilirisasi pemerintah. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan penerimaan pajak, PNBP dari sektor minerba, serta memperkuat nilai tambah sektor tambang Indonesia di pasar internasional.

Selain itu, ada juga PT Bumi Resources sebagai salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, juga ikut serta dalam hilirisasi melalui proyek gasifikasi batu bara. Proyek ini bertujuan untuk mengubah batu bara menjadi produk gas yang bisa dimanfaatkan oleh industri dalam negeri, seperti industri pupuk dan bahan kimia. 

Namun, proyek gasifikasi batubara ini menghadapi tantangan besar, terutama dari segi investasi yang tinggi dan teknologi kompleks yang dibutuhkan. Selain itu, isu keberlanjutan terkait dampak lingkungan dari pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi fosil juga menjadi sorotan. 

Ditengah kritik terkait keberlanjutan ini, perusahaan berusaha menerapkan teknologi yang lebih ramah lingkungan, seperti metode gasifikasi bersih untuk mengurangi emisi karbon dan dampak negatif lainnya.

Dalam konteks hilirisasi, menurut Dosen Pengampu Manajemen Operasi Universitas Negeri Jakarta Dr. Andrian Haro, S.Si., MM bahwa manajemen rantai pasokan (supply chain management) berperan vital untuk menciptakan alur produksi yang efisien, mulai dari eksplorasi hingga pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir. 

Manajemen rantai pasokan yang efektif mampu meningkatkan nilai tambah produk tambang secara signifikan, sekaligus mengurangi waktu produksi dan biaya operasional.

Andrian menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, perusahaan swasta, dan sektor teknologi diperlukan untuk menciptakan rantai pasokan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

“ Kemitraan antara perusahaan tambang dan industri manufaktur memungkinkan pemanfaatan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, yang terus berkembang pesat dipasar global. Dengan mengintegrasikan teknologi digital seperti big data dan sensor dalam rantai pasokan, perusahaan tambang dapat mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas produk, dan merespons perubahan permintaan pasar dengan lebih akurat. ” jelas Andrian.

Penerapan lean manufacturing atau produksi ramping juga menjadi pendekatan penting dalam industri tambang. Lean manufacturing berfokus pada pengurangan pemborosan dalam setiap tahapan produksi. Di sektor tambang, pemborosan bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti waktu tunggu, biaya transportasi, hingga ketidakefisienan operasional. 

Dengan menerapkan prinsip lean manufacturing, perusahaan tambang dapat menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Digitalisasi dan analisis big data memungkinkan perusahaan untuk melakukan monitoring kondisi tambang secara real-time, serta memperkirakan tren permintaan dengan lebih akurat.

Hilirisasi membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja, terutama di sektor pengolahan dan manufaktur yang memerlukan keahlian teknis. Proses hilirisasi meningkatkan nilai tambah produk tambang, seperti nikel yang dapat diolah menjadi komponen baterai kendaraan listrik atau perangkat elektronik. Ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi lebih tinggi, tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada harga bahan mentah yang fluktuatif di pasar global.

Hilirisasi juga mendiversifikasi ekonomi nasional, memungkinkan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan menghemat devisa. Dalam jangka panjang, strategi ini memperkuat ketahanan ekonomi nasional dengan menciptakan produk yang lebih kompetitif dan mengurangi ketergantungan pada impor produk setengah jadi atau jadi dari luar negeri.

Namun, hilirisasi tidak bebas tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk jaringan transportasi, fasilitas pengolahan, dan pasokan energi yang stabil. Di beberapa wilayah tambang, keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan dalam mencapai tujuan hilirisasi secara optimal.

Selain itu, investasi besar diperlukan untuk membangun fasilitas pengolahan dan teknologi pendukungnya. Tidak semua perusahaan tambang memiliki kapasitas finansial untuk berinvestasi dalam fasilitas ini. Karena itu, dukungan pemerintah dalam bentuk insentif pajak atau pembiayaan yang terjangkau sangat penting untuk mendorong perusahaan dalam mengembangkan hilirisasi.

Kompetensi sumber daya manusia (SDM) juga menjadi tantangan. Hilirisasi membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan menguasai teknologi pengolahan yang kompleks. Oleh karena itu, sinergi antara sektor industri dan lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi kebutuhan industri hilirisasi.

Hilirisasi yang berkelanjutan memerlukan penerapan konsep green mining atau tambang ramah lingkungan. Prinsip green mining mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan dalam mengelola limbah, pemulihan lahan bekas tambang, dan pengurangan emisi karbon dalam proses pengolahan. Dengan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, industri tambang dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Salah satu alternatif yang sedang digencarkan adalah dengan investasi. Investasi menjadi pilar penting dalam mendorong hilirisasi. Pemerintah menyadari bahwa tidak semua perusahaan tambang memiliki kapasitas finansial untuk membangun fasilitas pengolahan yang diperlukan. 

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan peningkatan insentif bagi investasi di sektor hilirisasi. Ini termasuk pemberian kemudahan perizinan, insentif pajak, serta skema pembiayaan yang lebih terjangkau. Melalui upaya ini, diharapkan akan ada peningkatan minat investasi dari dalam dan luar negeri yang akan mempercepat realisasi proyek hilirisasi di Indonesia.

Sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kompeten juga menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangan hilirisasi. Proses pengolahan bahan tambang memerlukan keahlian khusus dan pemahaman mendalam tentang teknologi terkini. Pemerintah menargetkan untuk mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang lebih baik, bekerja sama dengan universitas dan lembaga pendidikan teknik. 

Melalui peningkatan kemampuan SDM, pemerintah berharap dapat menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri dan mampu mengelola proses hilirisasi secara efektif.

Pemerintah masih memiliki banyak tugas untuk mengembangkan proyek hilirisasi pada industry tambah. Pemerintah perlu mengembangkan infrastruktur yang mendukung, memberikan insentif investasi, dan meningkatkan kualitas pendidikan serta pelatihan bagi tenaga kerja disektor tambang. 

Selain itu, perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan harus menjadi bagian integral dari setiap langkah yang diambil, sehingga proses pengolahan tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.

Source : antara news

.

.

.

Headlines

Raih 9 Penghargaan, Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025

Inovasi digital Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat kompetitif

Published

on

By

Startup Indonesia kembali dominasi ASEAN Digital Awards 2025, yang digelar tadi malam di Bangkok dengan meraih 9 penghargaan

Membumi.com

Bangkok – Startup Indonesia kembali mencuri perhatian di kancah internasional dengan mendominasi ASEAN Digital Awards 2025, yang digelar tadi malam di Bangkok, Thailand.

Dari total 18 penghargaan yang diberikan, Indonesia berhasil meraih 9 penghargaan, termasuk 4 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu. Sebagian besar peraih penghargaan merupakan startup mitra Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui program pendampingan digital.

Indonesia sebagai kekuatan utama dalam ekosistem digital Asia Tenggara, sekaligus memperkuat peran negara dalam transformasi digital yang inovatif dan inklusif.

“ Kemenangan ini membuktikan bahwa ekosistem startup Indonesia tidak hanya tumbuh pesat, tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional. Kami sangat bangga melihat kerja keras para pelaku startup yang telah mengharumkan nama bangsa, ” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.

Keberhasilan ini juga diapresiasi oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Prof. Eko K. Budiardjo, yang menyebutnya sebagai pencapaian tertinggi di bidang digital untuk Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

“ Kemenangan ini menunjukkan bahwa inovasi digital Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat kompetitif, ” kata Eko yang juga menjadi salah satu juri.

Berikut adalah perincian penghargaan per kategori yang diraih oleh startup Indonesia.:

Public Sector

DTO MoH (Kementerian Kesehatan) – Gold (Indonesia)

Open Desa – Silver (Indonesia)

Private Sector

Cexup – Gold (Indonesia)

Digital Inclusivity

Wonderjack – Silver (Indonesia)

Silang – Bronze (Indonesia)

Digital Content

Shevia – Bronze (Indonesia)

Digital Startup

Surplus – Gold (Indonesia)

Digital Innovation

Ludesc – Gold (Indonesia)

eFishery – Silver (Indonesia)

Sebagian besar start-up tersebut merupakan binaan di bawah Kemkomdigi.

Kemkomdigi berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekosistem startup Indonesia melalui berbagai program strategis dan pendampingan.

“ Kami ingin keberhasilan ini menjadi motivasi bagi startup lain untuk berinovasi dan membawa Indonesia semakin bersinar di kancah global, ” tambah Meutya Hafid.

Keberhasilan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai kekuatan utama dalam ekosistem digital Asia Tenggara, sekaligus memperkuat peran negara dalam transformasi digital yang inovatif dan inklusif.

ASEAN Digital Awards merupakan ajang penghargaan yang diberikan kepada organisasi, bisnis, dan individu yang telah mempelopori produk atau layanan inovatif, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lanskap digital di kawasan Asia Tenggara. 

Sebelumnya dikenal sebagai ASEAN ICT Awards (AICTA), kini telah diubah namanya menjadi “ASEAN Digital Awards”. Tahun lalu, Indonesia meraih 5 penghargaan.

Source : pressrelease.id

Continue Reading

Business

Dualisme Berakhir, Kadin Riau Gelar Rapat Konsolidasi 

Saat ini tidak ada lagi dualisme, Kadin Indonesia sudah satu

Published

on

By

Dok. Kadin Riau

Membumi.com

Pekanbaru – Berakhirnya dualisme kepengurusan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) di Tingkat Nasional, membuat Kadin Provinsi Riau melakukan Rapat Konsolidasi. 

Rapat yang digelar di Hotel Grand Elite, Kota Pekanbaru, Senin (20/1/2025), itu guna memastikan soliditas organisasi ditingkat provinsi.

Ketua Umum Kadin Riau Masuri SH menyebutkan saat ini konflik Kadin Pusat sudah berakhir dan Anindya Bakrie resmi menjabat sebagai Ketua Umum dan Arsjad Rasjid dipilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia. Munas ini juga dihadiri Presiden Prabowo Subinato beberapa waktu lalu di Jakarta.

‘’Saya menyampaikan bahwa saat ini tidak ada lagi dualisme. Kadin Indonesia sudah satu. Dinamika yang selama ini muncul, sudah dianggap selesai. Kita bertekad, Kadin sudah bersatu dan saatnya menguatkan ekonomi Nasional maupun daerah,’’ sebutnya.

Lebih jauh, dia juga menyampaikan bahwa Rapat Konsolidasi ini sangat penting untuk menjaga kekompakan Kadin di Tingkat Provinsi dan Kabupaten kota se-Riau.

‘’Kita akan fokus dengan program Kadin Riau dan melakukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Gubernur Riau terpilih dan Bupati dan walikota se-Riau,’’ lanjutnya. 

Berbagai tanggapan disampaikan pengurus Kadin Riau, Kadin Kab/kota, dan Dewan Pertimbangan Kadin Riau H Mansyur HS misalnya, menyebut Kadin Riau memang solid dalam menyikapi persoalan dualisme yang muncul selam ini. 

‘’Banyak hal yang harus dikerjakan Kadin Riau ke depan. Salah satunya menciptakan peluang bisnis dalam mendukung tumbuh dan berkembangnya ekonomi Riau. Kadin Indonesia sudah satu,’’ jelasnya. 

Dia juga berharap, kepengurusan Kadin Indonesia ada yang bisa berasal dari Riau. ‘’Ini menyambung konsolidasi dan kolaborasi isu-isu di Tingkat Nasional,’’ tambahnya. 

Senada dengan itu, salah seorang Wakil Ketua Umum Kadin Riau Drs H Destrayani Bibra MSi mengatakan dirinya bersyukur bahwa Kadin Riau tetap satu dan tidak terbelah. 

‘’Saatnya melakukan reorganisasi mengenai program kerja dan optimalisasi ke depan. Konsolidasi dengan berbagai pihak seperti Gubri terpilih, menjadi sebuah keharusan. 

Banyak hal yang menjadi persoalan ekonomi Riau yang bisa mendapatkan perhatian Kadin Riau. Bahkan, UMKM yang dulunya diperhatikan oleh Kadin Indonesia dan daerah, kini harus berlanjut terus,’’ terangnya.

Dalam pada itu, Ketua Kadin Dumai Zulfan menyebut Kadin kabupaten dan Kota sudah menantikan agenda Konsolidasi ini, sebab hal ini akan menguatkan kekompakan organisasi. 

‘’Ini juga akan membuat semangat kembali untuk menjalankan roda organisasi. Sehingga Kadin bisa eksis,’’ ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga berharap ada orang Riau yang bisa duduk di Kadin Pusat. Ini akan memberikan kemudahan untuk koordinasi tentang program nasional ke Riau. 

‘’Kita merasakan, ada beberapa program prioritas kita yang tidak mendapatkan perhatian nasional. Jika ada yang menjadi pengurus Kadin Pusat, maka akan terjalin komunikasi yang kontinyu,’’ sebutnya.

Dia mencontohkan tentang status Pelabuhan Dumai dan UMKM yang perlu disinergikan dengan Kadin Indonesia. ***

Source : Wag PWI Riau

.

.

Continue Reading

Business

Lahirkan Ratusan Ahli K3 Umum, PTPN IV PalmCo Wujudkan Zero Fatality

” Komitmen dan konsistensi adalah tekad kami dalam menjalankan program program yang melindungi karyawan kami, ”

Published

on

By

Dok. Ilustrasi PTPN IV Logos Images

Membumi.com

Jakarta – PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo mendorong setiap karyawan yang memiliki kompetensi untuk menjadi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia dan berbagai lembaga sertifikasi lainnya sebagai langkah membudayakan K3 dan mewujudkan zero fatality.

Hingga saat ini, Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang mengelola perkebunan kelapa sawit itu telah memiliki 268 Ahli K3 Umum di masing-masing unit operasional yang terbentang di berbagai penjuru nusantara untuk memperkuat budaya kerja yang selamat dan sehat.

“Sejak awal, PTPN IV PalmCo menempatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkesinambungan secara mutlak. Kami menempatkan K3 para karyawan sebagai first priority karena teman-teman karyawan merupakan aset terpenting di perusahaan ini,” tegas Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, rabu (15/01/2024).

Ia menuturkan saat ini ratusan karyawan PTPN IV PalmCo telah mengantongi sertifikasi AK3 Umum maupun sertifikasi serupa lainnya. Langkah itu diperkuat dengan kebijakan konkret perusahaan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012.

Implementasi ini telah berjalan dengan baik dan menjadi landasan bagi Perusahaan untuk terus meningkatkan standar K3 di seluruh unit operasionalnya pada masa mendatang. Alhasil, perusahaan mampu meraih 148 bendera emas sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). “Komitmen dan konsistensi adalah tekad kami dalam menjalankan program program yang melindungi karyawan kami,” paparnya.

Jatmiko menekankan pentingnya kesadaran akan K3 sebagai faktor kunci dalam menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Selaras dengan pelaksanaan Bulan K3 Nasional 2025, PTPN IV PalmCo menjalankan program kerja K3 di seluruh wilayah operasinya dengan fokus pada pencapaian target zero fatality.

Ia juga menyatakan bahwa pencapaian target zero fatality bukanlah tujuan yang dapat diraih secara instan, melainkan melalui proses berkelanjutan. Untuk itu, secara rutin perusahaan melakukan audit keselamatan kerja, evaluasi risiko, serta penyempurnaan prosedur operasional

Langkah ini, lanjut dia, untuk memastikan setiap potensi bahaya dapat diidentifikasi dan diminimalisir sejak dini. “Keselamatan kerja itu bukan hanya kewajiban, atau aturan yang harus diikuti. Namun harus jadi kesadaran masing-masing, kesadaran yang membudaya. Kita akan terus lakukan segala cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut. Salah satunya dengan cara memberikan pelatihan keamanan dasar (basic safety) kepada seluruh pekerja, terutama bagi mereka yang berada di bidang operasional,” paparnya.

Direktur Strategy dan Sustainability PTPN IV PalmCo Ugun Untaryo menambahkan bahwa K3 adalah bagian yang tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan Perusahaan.

“Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya melindungi karyawan, tetapi juga mendukung keberlanjutan operasional dan reputasi Perusahaan, karena dengan komitmen yang kuat terhadap K3, PTPN IV PalmCo dapat menjadi contoh bagi industri perkebunan lainnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan,” tuturnya.

Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero):

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.

Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.

Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).

Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).

Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.

Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.

Source : pressrelease.id

.

.

.

Continue Reading

Trending