Business
RGE Bantah Tudingan Greenpeace Soal Rantai Pasok Bayangan

Membumi.com
Singapura (20/05/25) – Menjawab tudingan Greenpeace International, dalam press relies yang diterbitkan Royal Golden Eagle (RGE) disebutkan bahwa RGE Membantah Tuduhan Greenpeace dan menegaskan kembali komitmen terhadap Nol Deforestasi dan Proses Keterlibatan FSC
RGE menolak klaim dalam laporan Greenpeace tentang keberadaan rantai pasokan bayangan dan ketidakpatuhan terhadap kebijakan keberlanjutan RGE. Kami menegaskan kembali komitmen nol deforestasi yang ketat di seluruh grup perusahaan kami dan kami telah mengungkapkan kepada publik daftar lengkap perusahaan dalam Grup Perusahaan kami, sebagaimana dinilai oleh Forest Stewardship Council (FSC).
Lebih lanjut disebutkan, bahwa Laporan Greenpeace mengulang klaim LSM yang berkampanye di masa lalu yang tidak berdasar yang telah ditangani dan dibantah. Laporan ini juga menarik kesimpulan berdasarkan asumsi dan spekulasi, tanpa merujuk pada dokumentasi formal atau sumber yang disebutkan.
“ Kami menyadari bahwa tuduhan berulang ini berasal dari beberapa LSM yang terus menentang keterlibatan perusahaan anggota RGE, APRIL, dengan FSC. Kami mendesak para pemangku kepentingan untuk mengandalkan fakta daripada spekulasi dan mendorong media untuk melaporkan secara adil dan akurat. “
Untuk memperjelas posisi, RGE memaparkan fakta-fakta penting berikut :
1. Tidak Ada Rantai Pasokan Bayangan: Perusahaan-perusahaan afiliasi RGE dan APRIL diungkapkan kepada publik di situs web FSC.
2. “ Grup Perusahaan RGE” yang dinilai oleh FSC: FSC melakukan penilaiannya terhadap apa yang dimaksud dengan Grup Perusahaan APRIL/RGE, sebagaimana didefinisikan berdasarkan interpretasi yang luas tentang “kendali” berdasarkan pedoman inisiatif Kerangka Akuntabilitas[1], termasuk faktor-faktor hukum, kekeluargaan, keuangan, manajerial, operasional, dan manfaat, serta sumber daya bersama dan hubungan pasokan. RGE dan APRIL telah mengungkapkan semua afiliasi bisnis yang relevan sesuai dengan standar-standar ini.
3. Nol Deforestasi : Semua grup bisnis RGE harus mengadopsi dan menegakkan Kebijakan Keberlanjutan RGE, khususnya kebijakan tanpa deforestasi kami, dengan audit pihak ketiga yang independen untuk mendukung kepatuhan.
4. Sumber yang Bertanggung Jawab : Kami mengharuskan pemasok kami untuk menyelaraskan diri dengan standar keberlanjutan kami dan kami bekerja sama dengan mereka untuk membangun kapasitas. Jika pemasok tidak mematuhi, kami akan menarik diri.
5. Komitmen terhadap Keterlibatan FSC: Pada bulan November 2023, APRIL dan FSC menandatangani perjanjian yang mengawali penerapan kerangka kerja multi-pemangku kepentingan FSC yang dirancang untuk mengatasi berbagai masalah lama dan mencakup konsultasi ekstensif dengan LSM, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Setelah proses ini selesai dan diverifikasi, APRIL dan entitas dalam Grup Korporatnya akan memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikasi. APRIL adalah perusahaan pertama di dunia yang menerapkan proses ini, dan hingga saat ini, merupakan satu-satunya kasus yang aktif di Indonesia. Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proses keterlibatan yang ketat dan transparan ini dengan FSC – sebuah peluang penting untuk memberikan hasil lingkungan dan sosial yang bermakna.
Berikut rincian tanggapan RGE atas tuduhan ketidakpatuhan kebijakan serius Greenpeace sebagai berikut :
1. PT Mayawana Persada tidak berada di bawah kepemilikan atau kendali —langsung atau tidak langsung RGE atau pemegang sahamnya. Tanggapan sebelumnya tetap dapat diakses publik.
2. PT Industrial Forest Plantation (PT IFP) sebelumnya memasok ke Asia Symbol melalui PT Balikpapan Chip Lestari (PT BCL). Setelah penyelidikan internal, PT BCL menangguhkan pengadaan pada tahun 2023 sesuai pernyataan Asia Symbol sebelumnya. Tidak ada pasokan yang dilakukan sejak penangguhan PT IFP.
3. PT Adindo Hutani Lestari (PT AHL) adalah pemasok jangka panjang yang terdaftar di APRIL Sustainability Dashboard. Jaminan pihak ketiga tahunan oleh KPMG di bawah pengawasan Komite Penasihat Pemangku Kepentingan APRIL menegaskan kepatuhannya terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP) 2.0 APRIL. Silakan lihat tanggapan yang dipublikasikan sebelumnya.
4. PT Sumatera Riang Lestari (PT SRL) adalah pemasok jangka panjang lainnya yang beroperasi di lima konsesi yang terdaftar. Sejak SFMP 2.0 APRIL diluncurkan pada tahun 2015, tidak ada insiden deforestasi yang dilaporkan. Operasi ini juga dicakup oleh audit independen.
5. PT Lahan Agro Inti Ketapang (PT LAIK) tidak pernah menjadi pemasok bagi Apical dan bukan bagian dari rantai pasokan RGE.
6. PT Usaha Sawit Unggul (PT USU) merupakan bagian dari Asian Agri (AA) hingga tahun 2019. Konversi lahan seluas 800 hektar terjadi pada tahun 2012, sebelum AA mengadopsi komitmen tanpa deforestasi pada tahun 2014. Area tersebut dikembangkan sesuai dengan undang-undang perkebunan setempat (UU 18 tahun 2004) dan di dalam wilayah konsesi Hak Guna Usaha (HGU) terakhir. Setelah divestasi dari AA, PT USU tetap berada dalam rantai pasokan Apical melalui PT Sawit Sukses Sejati (PT SSS).
Setelah investigasi pada tahun 2022, Apical memberlakukan Perintah Penghentian Pekerjaan, mewajibkan penilaian Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dan Stok Karbon Tinggi (HCS), dan memulai rencana pemulihan. Karena PT USU dan PT SSS gagal menyelesaikan tindakan perbaikan, Apical menghentikan semua pengadaan dari kedua perusahaan tersebut pada bulan Mei 2022. Kasus ini mencerminkan pendekatan kami untuk mendukung peningkatan kapasitas jika memungkinkan, tetapi mengambil tindakan tegas jika diperlukan.
7. PT Phoenix Resources International tidak berada di bawah kepemilikan atau kendali langsung atau tidak langsung dari RGE atau pemegang sahamnya. Demikian pula, tanggapan sebelumnya dapat diakses publik.
8. PT Global Sawit Semesta (PTGSS) tidak lagi menjadi pemasok bagi Apical yang bertindak cepat dan telah menghentikan pengadaan dari PT GSS setelah peninjauan menyeluruh.
9. Restorasi Ekosistem Papua: PT Kesatuan Mas Abadi, PT Damai Setiatama Timber, dan PT Mukti Artha Yoga dioperasikan oleh perusahaan RGE, Apical, APRIL, dan Asian Agri, masing-masing sebagai kawasan konservasi dan restorasi hutan. Dengan luas setengah juta hektar, area ini akan dikelola untuk konservasi dan manfaat bagi masyarakat, dan akan memperluas kontribusi konservasi perusahaan RGE di Indonesia secara signifikan.
Diakhir keterangannya RGE menyatakan tetap berkomitmen pada transparansi, akuntabilitas, dan dialog terbuka, dan terus menyambut keterlibatan konstruktif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk LSM, masyarakat, pemegang hak, media, dan mitra industri, serta tetap fokus untuk memberikan kemajuan dan hasil yang terukur bagi masyarakat dan lingkungan.
Source : Royal Golden Eagle News Release
.
.
.
.