GDS dan INA Kolaborasi Investasi Bersama Mengembangkan Infrastruktur Digital Indonesia
Kesenjangan pesatnya tingkat permintaan digital, tercermin dari kenaikan arus data seluler tahunan sebesar 40-50%, serta infrastruktur data yang kurang memadai.
JAKARTA – (1/09/23) Sebagai perusahaan terkemuka serta pengembang dan pengelola pusat data berkinerja tinggi di Asia, GDS yang memiliki beragam basis investor internasional dan Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund Indonesia, bekerja sama untuk mengembangkan dan memperluas industri pusat data di Indonesia.
Kedua belah pihak menyadari potensi Indonesia sebagai pasar pusat data baru, yang memiliki visi bersama tentang peran penting pusat data sebagai tulang punggung transformasi digital Indonesia.
Kedua mitra ini akan mendirikan usaha patungan dengan kepemilikan saham sebagai entitas yang mengembangkan platform pusat data di Indonesia. Proyek pertama yang segera rampung adalah kompleks pusat data hyperscale di Nongsa Digital Park (NDP) Batam, yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dengan menggunakan solusi Smart DC (Data Center) mutakhir GDS, serta mengutamakan pemanfaatan sumber energi terbarukan di wilayah lokal, kompleks pusat data di Batam tersebut berpotensi menjadi tolok ukur industri di Indonesia.
Solusi Smart DC (Data Center) mutakhir GDS akan membuat kompleks pusat data di Batam berpotensi menjadi tolok ukur Industri di Indonesia.
Momen penting Kemitraan GDS-INA terjalin ketika industri pusat data tengah berkembang pesat, yang didukung transformasi ekonomi digital Indonesia, teknologi IoT, transisi masif menuju komputasi awan (cloud computing), serta maraknya tingkat penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Menurut riset pasar, kapasitas pasar pusat data di Indonesia akan meningkat dari 514 MW pada 2023 menjadi 1,41GW pada 2029. Maka Indonesia ingin menangkap peluang dari pesatnya permintaan atas layanan pusat data. Langkah ini bertujuan untuk menarik arus investasi dalam dan luar negeri yang mendukung ekonomi digital Indonesia.
William Huang, Chairman & CEO, GDS, berkata, “Indonesia cepat berkembang sebagai lokasi strategis yang memenuhi pesatnya kebutuhan klien atas layanan pusat data premium. Kami mendapat kehormatan untuk menjadi pengembang dan pengelola pusat data pertama yang berkolaborasi dengan INA. ” sebut Huang.
Lebih lanjut Huang mengatakan bahwa Kolaborasi tersebut merupakan bentuk dukungan Indonesia terhadap visi internasional, keahlian GDS sebagai pemimpin pasar, serta pertumbuhan regionalnya yang eksplosif. GFS berkomitmen menciptakan ekosistem yang bernilai tambah dan menggerakkan perkembangan infrastruktur digital di Indonesia.
” Integrasi proyek pertama kami di Batam dengan proyek-proyek sinergis di Singapura dan Johor, kami ciptakan platform unik yang dirancang secara khusus untuk melayani ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami ingin memperluas platform ini di Indonesia lewat kemitraan yang terjalin dengan INA.” sebut Chairman sekaligus CEO GDS tersebut.
Ridha Wirakusumah juga menambahkan bahwa Kemitraan yang terjalin dengan GDS lebih dari sekadar aliansi strategis kemitraan yang mencerminkan potensi digital Indonesia yang dinamis. ” Kami mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan mengambil langkah penting untuk mengembangkan infrastruktur digital, ” sebut CEO INA ini.
” Penduduk Indonesia yang berusia muda dan melek internet turut membuktikan kesiapan dan potensi digital Indonesia. Dengan laju penetrasi internet yang signifikan serta didukung berbagai jenis platform digital, akan menghadirkan peluang yang masif bagi kita. ” sebut Ridha.
Ia juga menyadari pentingnya pembangunan pusat data lokal, kolaborasi dengan GDS tidak hanya memperluas skala infrastruktur digital, namun juga mendukung data onshoring dan meningkatkan konektivitas data.
Kesenjangan pesatnya tingkat permintaan digital, tercermin dari kenaikan arus data seluler tahunan sebesar 40-50%, serta infrastruktur data yang kurang memadai.
Kiprah Indonesia menuju masa depan digital diliputi dengan kesenjangan antara pesatnya tingkat permintaan digital, tecermin dari kenaikan arus data seluler tahunan sebesar 40-50%, serta infrastruktur data yang kurang memadai. Penyedia layanan pusat data terkemuka, seperti GDS, memahami potensi pasar Indonesia.
Apalagi, pertumbuhan pusat data di Indonesia memiliki sentimen positif, didukung tingkat kebutuhan atas arus data yang lebih baik dan cepat. Hal ini terlihat jelas dari kalangan perusahaan yang beralih menggunakan penyedia pihak ketiga, serta pesatnya kebutuhan infrastruktur.
Menyadari kesenjangan yang terjadi di sektor digital, INA aktif mempermudah pergerakan arus investasi asing di seluruh Indonesia. INA juga mengambil pendekatan terarah untuk memperkuat daya saing Batam yang berpotensi menangkap tingkat permintaan yang berlebih dari Singapura.
Strategi Singapura-Johor-Batam GDS sangat sesuai dengan pendekatan INA. Lewat strategi ini, GDS akan mewujudkan konektivitas berlatensi rendah pada pusat data yang saling terkoneksi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Maka, hal tersebut akan menciptakan solusi layanan pusat data holistis yang melayani portofolio klien GDS, baik klien lokal dan internasional. GDS pun siap mengandalkan keahlian teknis yang luar biasa, serta membangun rekam jejak layanan demi memperkuat daya saing Batam sebagai sentra pusat data di Indonesia.
Kemitraan ini merupakan investasi signifikan ketiga INA di sektor digital, salah satu dari empat sektor prioritasnya. INA, satu-satunya sovereign fund Indonesia, dilansir pada 2020 dengan dana $5 miliar dari pemerintah. Sebelumnya, INA berpartisipasi dalam pencatatan saham perdana (IPO) Mitratel, serta pemegang saham signifikan pada perusahaan pengelola menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Lebih lagi, berkolaborasi dengan mitra-mitranya seperti BlackRock, Allianz Global Investors, dan Orion Capital Asia, INA menyalurkan pendanaan bagi Traveloka, platform pariwisata terkemuka di Asia Tenggara. Langkah strategis ini mencerminkan komitmen besar INA untuk menggerakkan transformasi digital Indonesia.
GDS dan INA akan bekerja sama mengembangkan fasilitas pusat data terbaik di seluruh Indonesia, mengatasi kebutuhan konsumsi digital yang terus berkembang, serta meningkatkan sektor infrastruktur digital di Indonesia dan wilayah lain.
Tentang GDS
GDS (NASDAQ: GDS; HKEX: 9698) GDS Holdings Limited (NASDAQ: GDS; HKEX: 9698) adalah perusahaan terkemuka yang mengembangkan dan mengelola pusat data berkinerja tinggi di Tiongkok dan Asia Tenggara. Fasilitas pusat data GDS memiliki lokasi strategis di pusat ekonomi utama.
Di lokasi-lokasi ini, layanan pusat data berkinerja tinggi sangat dibutuhkan. GDS berpengalaman selama 22 tahun dalam menyediakan layanan, serta sukses memenuhi kebutuhan beberapa klien dengan kebutuhan terbesar dan terkompleks untuk layanan pusat data alih daya (outsourced data center) di Tiongkok.
GDS melayani lebih dari 840 klien sebagai penyedia layanan pusat data carrier-neutral yang terbesar. Memiliki lebih dari 100 pusat data, GDS menawarkan layanan pusat data bagi penyedia layanan komputasi awan (cloud) hyperscale, perusahaan internet berskala besar, lembaga keuangan, operator telekomunikasi, penyedia layanan TI, serta pelaku sektor swasta berskala besar, dan perusahaan multinasional.
Menyadari potensi pertumbuhan Asia, GDS mendirikan kantor pusat internasional di Singapura pada 2021. Lewat langkah ini, GDS mengembangkan strategi di Asia Tenggara untuk melayani klien dan berkontribusi terhadap ekosistem ekonomi digital di wilayah tersebut.
Tentang Indonesia Investment Authority (INA)
Indonesia Investment Authority adalah sovereign wealth fund Indonesia yang bertujuan meningkatkan investasi demi mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia. Di sisi lain, INA juga membangun kesejahteraan bagi generasi masa depan Indonesia. INA menjalankan aktivitas investasi dan berkolaborasi dengan lembaga investasi terkemuka di dalam dan luar negeri, terutama di sektor-sektor yang memperkuat daya saing Indonesia, serta menghasilkan imbal hasil optimal yang disesuaikan dengan tingkat risiko.
Info lebih lebih lanjut di www.ina.go.id dan http://www.gds-services.com.
Jakarta – Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan semakin terhubung, batasan geografis bukan lagi halangan bagi pengusaha untuk memperluas jangkauan pasarnya. Namun, tantangan pembayaran lintas negara sering kali menjadi batu sandungan, terutama bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan individu yang ingin mengakses pasar internasional.
Bayarkilat.id hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ini, menawarkan solusi pembayaran internasional yang aman, mudah, dan transparan, sehingga membuka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk berkembang di pasar global.
Dikelola oleh PT Bayarkilat Apps Indonesia, Bayarkilat.id telah mendapatkan pengesahan resmi dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) dengan SK: AHU-0035252.AH.01.01.Tahun 2024. Keabsahan hukum ini menjadi jaminan bahwa platform tersebut beroperasi dengan standar legalitas yang ketat, memberikan rasa aman bagi para pengguna.
Sebagai anak perusahaan dari PT Swarna Prima Sedaya, Bayarkilat.id tidak hanya menawarkan teknologi canggih, tetapi juga didukung oleh pengalaman dan keahlian yang telah teruji di industri bisnis.
Platform ini menjadi alat penting bagi pengusaha yang ingin menjangkau konsumen di luar negeri, baik untuk produk fisik maupun digital. Bayarkilat.id memungkinkan transaksi yang efisien, memberikan kemudahan akses ke pasar internasional tanpa dibebani oleh proses yang berbelit-belit.
Dengan biaya transaksi yang transparan dan tanpa biaya tersembunyi, platform ini membantu pengusaha mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
Reza Renaldi Hardiansyah, salah satu pendiri Bayarkilat.id, menekankan pentingnya peran platform ini bagi pelaku UKM dan pengusaha Indonesia yang ingin memperluas sayap bisnis mereka. “Kami melihat potensi besar di kalangan pengusaha lokal untuk bersaing di kancah internasional. Bayarkilat.id hadir untuk menjembatani mereka dengan pasar global, menyediakan layanan pembayaran lintas negara yang cepat dan aman,” ujarnya.
Dalam operasinya, Bayarkilat.id terus mengembangkan fitur-fitur yang relevan untuk kebutuhan pasar yang dinamis. Layanan pelanggan yang responsif dan tersedia 24 jam menjadi salah satu kekuatan utama, memastikan setiap kendala dan pertanyaan pengguna dapat diatasi dengan cepat.
Selain itu, Bayarkilat.id tidak hanya berhenti pada layanan pembayaran. Platform ini berencana untuk terus memperluas jangkauan layanan ke berbagai platform internasional lainnya, memastikan pengusaha Indonesia memiliki alat yang tepat untuk meraih kesuksesan di pasar global.
Bagi pengusaha yang selama ini kesulitan melakukan pembayaran internasional, Bayarkilat.id menjadi solusi yang inovatif. Dengan memanfaatkan teknologi yang aman dan proses transaksi yang sederhana, platform ini memberi kesempatan kepada pelaku bisnis lokal untuk bersaing dengan perusahaan global tanpa hambatan.
Bayarkilat.id tidak hanya menjadi alat transaksi, tetapi juga menjadi mitra bisnis yang mendukung pertumbuhan usaha.
Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan, Bayarkilat.id siap menjadi pilar penting bagi pengusaha Indonesia yang ingin menjelajahi peluang-peluang baru di pasar internasional. Platform ini menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tepat, setiap pengusaha, baik besar maupun kecil, memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan di dunia global yang semakin kompetitif.
Jakarta – PT. Pegadaian semakin menunjukkan masa keemasannya setelah 123 tahun melayani masyarakat indonesia melalui berbagai produk dan program yang dijalankan. Hingga Agustus 2024 tercatat 98,935 triliun aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dulunya bernama Bank Van Leening ini dan diprediksi mampu menembus 100 triliun pada akhir tahun 2024.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan pertumbuhan aset ini diharapkan dapat terus bertumbuh seiring dengan peningkatan kinerja Pegadaian di masa yang akan datang.
“Pertumbuhan aset Pegadaian didorong oleh peningkatan penyaluran pinjaman, dimana outstanding loan per 31 Agustus 2024 tercatat sebesar Rp 81,846 Triliun tumbuh 25,8% secara yoy. Kami harap aset ini dapat terus bertumbuh dan berkembang sejalan dengan peningkatan kinerja Pegadaian, apalagi sekarang kami sudah tergabung dalam holding ultra mikro, semoga kedepannya kinerja perusahaan terus meningkat dan semakin banyak masyarakat yang menerima manfaat dari Pegadaian, khususnya UMKM,” ujar Damar.
Berdasarkan Laporan Tahunan Pegadaian tahun 2023, total aset Pegadaian secara historis pada tahun 2020 tercatat sebesar 71,469 triliun, kemudian menjadi 65,776 triliun pada tahun 2021. Pegadaian kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga mencapai total aset sejumlah 73,329 triliun pada tahun 2022, kemudian semakin bertumbuh pada akhir tahun 2023 dengan capaian aset sebesar 82,585 triliun.
Sejalan dengan pencapaian tersebut, Pegadaian berkomitmen untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat, serta menghasilkan kinerja terbaik. Tidak hanya dalam industri pergadaian dan pembiayaan UMKM, bahkan kini Pegadaian mulai melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ekosistem emas untuk terwujudnya visi perusahaan dan mendukung pemerintah mencapai Indonesia Emas 2025.
“Pegadaian akan terus melakukan optimalisasi aset dan service excellence guna meningkatkan kinerja positif perusahaan kedepan secara berkelanjutan. Termasuk penurunan NPL (Non Performing Loan) yang berhasil ditekan menjadi 0,93% per 31 Agustus 2024 dari angka 1,71% pada Agustus 2023 lalu, yang turut mendukung catatan kinerja positif perusahaan,” tambah Damar.
Dumai – Perusahaan perkebunan sawit milik negara terluas di dunia PTPN IV PalmCo melalui PTPN IV Regional III yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau mengapalkan sebanyak 14.499,067 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil sejak Januari-Agustus 2024 ini.
Melalui kegiatan ekspor CPO tersebut, perusahaan berhasil menyumbangkan devisa bagi negara mencapai 13,15 juta US Dolar atau setara Rp210,9 miliar dari tujuh kali ekspor yang dilaksanakan dari Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau.
“Sepanjang tahun 2024 ini kita telah melakukan pengapalan CPO produksi PTPN IV Regional III sebanyak tujuh kali dari Riau menuju India dengan total 14.499 ton CPO serta menghasilkan 13,15 juta US Dolar devisa bagi negara,” kata Direktur Pemasaran dan Komersial Ryanto Wisnuardhy dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Selasa (24/9/2024).
Ia menjelaskan CPO perdana dan kedua dilaksanakan pada Maret 2024 lalu dengan total volume mencapai 3,5 juta ton CPO dengan harga pasar internasional saat ini sebesar 932-942,5 US Dolar per ton.
Pengiriman selanjutnya dilaksanakan dua kali pada bulan Mei 2024 dengan total 4 juta ton CPO dengan negara tujuan yang sama. Pada bulan selanjutnya, perusahaan kembali melakukan pengapalan sebanyak dua kali dengan volume total mencapai 4 juta ton. “Serta terakhir tepat pada hari kemerdekaan, 17 Agustus lalu dengan total 3 juta ton CPO,” ujarnya.
Region Head PTPN IV Regional III Rurianto menjelaskan bahwa kegiatan ekspor CPO ke berbagai negara dunia sebagai bagian untuk mendukung peningkatan devisa negara. “Kami berharap dapat mengambil peran untuk mendorong peningkatan devisa negara melalui pengiriman CPO ke konsumen yang ada di India dan Eropa,” tuturnya.
Lebih jauh, meski menggarap pasar ekspor, Ruri mengatakan PTPN IV Regional III tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan CPO dalam negeri. Dari total produksi CPO PTPN V yang mencapai 570.000 ton per tahun, hanya 6 persen yang dikirimkan ke luar negeri. “Selebihnya 94 persen kami alokasikan untuk food and energy security nasional,” katanya lagi.
PTPN IV Regional III merupakan bagian dari PTPN IV PalmCo yang mengantongi beragam sertifikasi internasional, mulai dari roundtable on sustainable palm oil (RSPO) serta sertifikasi standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) yang memberikan keuntungan kepada perusahaan berupa harga premium untuk produknya.
Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.
Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).
Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).
Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.
Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.