Connect with us

Headlines

Potensi Cuan Manufaktur Energi Terbarukan di Asia Tenggara Bisa Menghasilkan hingga $ 100 Miliar pada 2030

Menurut sebuah analisis baru, manufaktur energi terbarukan menawarkan jalur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan 6 juta lowongan pekerjaan pada 2050, dan memitigasi dampak perubahan iklim di Seluruh Asia Tenggara

Published

on

The Renewable Energy Manufacturing: Opportunities for Southeast Asia report was released 24 August at an event in Jakarta and explores how to support the development of the clean energy manufacturing sector in Southeast Asia.

Membumi.com

JAKARTA – (23/8/23) Kawasan Asia Tenggara bisa kehilangan hingga 30% produk domestik bruto pada 2050 karena peningkatan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem. Namun, memperkuat kapasitas manufaktur energi terbarukan di kawasan ini akan memposisikan negara-negara Asia Tenggara untuk menciptakan lapangan kerja baru dan memenuhi permintaan energi yang meningkat sambil secara drastis mengurangi emisi.

Penelitian baru tersebut dirilis hari ini di sela-sela pertemuan ASEAN Finance Ministers dan Central Bank Governors oleh Asian Development Bank (ADB), Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All (SEforALL).

Pertumbuhan sel fotovoltaik (PV) surya, baterai, dan industri listrik roda dua di Asia Tenggara menghadirkan peluang pendapatan sekitar $90 miliar hingga $100 miliar pada 2030, dengan potensi 6 juta pekerjaan energi terbarukan yang akan diciptakan pada 2050.

Laporan baru, Renewable Energy Manufacturing: Opportunities for Southeast Asia (Manufaktur Energi Terbarukan : Peluang untuk Asia Tengara), mengeksplorasi cara mendukung pengembangan sektor manufaktur energi bersih di Asia Tenggara dan membantu negara-negara tersebut menuai potensi ekonominya yang sangat besar sambil memitigasi dampak perubahan iklim.

Pemanfaatan peluang ini tergantung pada langkah-langkah kebijakan khusus pemerintah di masing-masing negara di kawasan tersebut, termasuk mendorong permintaan energi terbarukan dalam negeri, memastikan daya saing biaya, meningkatkan kemudahan berbisnis, dan meningkatkan akses ke pasar ekspor. Kolaborasi di tingkat regional juga penting untuk memberikan dukungan lebih lanjut melalui pendalaman perdagangan intraregional.

Laporan ini mengidentifikasi potensi ambisi dan hasil bagi Asia Tenggara untuk mencapai hal-hal berikut:

  • Meningkatnya kapasitas Manufaktur PV surya dalam modul dari 70 GW menjadi 125 – 150 GW pada 2030. 
  • Mengembangkan rantai nilai Manufaktur Baterai regional, meningkatnya permintaan nasional dan regional dan menetapkan Asia Tenggara sebagai pusat eksport regional dan global, menghasilkan 140 – 180 GW / Hours (GWh) sel baterai pada 2030.
  • Memperluas kapasitas perakitan kendaraan listrik roda dua (E2W) di Asia Tenggara dari 1,4 menjadi 1,6 juta unit per tahun menjadi sekitar 4 juta unit pada 2030.

Laporan ini juga menyoroti bagaimana Asia Tenggara dapat membangun sejarah kolaborasi regional yang kuat untuk meningkatkan daya saing industri energi terbarukan dan memenuhi target Net Zero. Misalnya, faktor produksi dapat memperoleh manfaat dari perdagangan lintas rantai nilai dan upaya regional untuk meningkatkan kualitas dan distribusi tenaga kerja.

Pasar permintaan dapat didukung oleh pembangunan ASEAN Power Grid untuk memungkinkan penyebaran energi terbarukan yang lebih tinggi melalui perdagangan listrik multilateral dan area penyeimbangan jaringan yang diperluas. Harmonisasi standar teknis untuk kendaraan E2W dan stasiun pengisian daya dapat memungkinkan produsen peralatan orisinal (OEMs) untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh pasar Asia Tenggara.

Pengumuman hari ini didasarkan pada kolaborasi awal tahun ini antara African Climate Foundation, Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All untuk menerbitka n Africa Renewable Energy Manufacturing: Peluang dan Kemaj uan, serta melun curkan Africa Renewable Energy Manufacturing Init iative untuk mendorong investasi dan memobilisasi tindakan dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan kemampuan manufaktur energi terbarukan di negara-negara Afrika.

” Seperti yang sering kami katakan di ADB, kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran melawan perubahan iklim akan ditentukan di Asia dan Pasifik. Lini depan yang menentukan dalam pertempuran itu adalah Asia Tenggara “

“Seperti yang sering kami katakan di ADB, kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran melawan perubahan iklim akan ditentukan di Asia dan Pasifik. Lini depan yang menentukan dalam pertempuran itu adalah Asia Tenggara. “

” Penelitian ini menunjukkan adanya harapan dari manufaktur energi terbarukan dengan dukungan kebijakan, teknis, dan pembiayaan – dalam membantu negara-negara berkembang di kawasan ini untuk beralih dari energi berbasis batu bara, sambil menurunkan emisi karbon , memperluas kemampuan industri lokal, memacu penciptaan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.”

Ramesh Subramaniam, Direktur Jenderal dan Kepala, Sectors Group, Asia dan Pasifik, Bank Pembangunan As ia (Asian Development Bank)

” Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam manufaktur energi terbarukan untuk berkontribusi pada penyebaran energi terbarukan global, sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi dan memitigasi dampak perubahan iklim “

“Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam manufaktur energi terbarukan untuk berkontribusi pada penyebaran energi terbarukan global, sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi dan memitigasi dampak perubahan iklim.”

” Laporan ini membuktikan bagaimana peningkatan investasi sektor swasta ke sektor manufaktur energi terbarukan lokal, memperkuat kolaborasi rantai nilai regional, dan menyatukan pemangku kepentingan utama akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB, serta membantu negara-negara Asia Tenggara mencapai tujuan iklim mereka”.

Antha Williams, Program Lingkungan, Bloomberg Philanthropies

” Industri energi ramah lingkungan sudah menjadi peluang pertumbuhan yang sangat besar, dan perlu ditingkatkan dengan lebih cepat lagi supaya kita dapat mencapai netralitas karbon secara global pada tahun 2050 “

“Industri energi ramah lingkungan sudah menjadi peluang pertumbuhan yang sangat besar, dan perlu ditingkatkan dengan lebih cepat lagi supaya kita dapat mencapai netralitas karbon secara global pada tahun 2050. Asia Tenggara, yang merupakan rumah bagi seperempat populasi dunia, memiliki posisi yang baik untuk menjadi pemimpin global dalam manufaktur energi terbarukan dengan lingkungan bisnisnya yang dinamis dan sumber daya manusia yang besar. “

” Dengan demikian, kawasan ini dapat meningkatkan pasokan solusi energi terbarukan yang terjangkau dan andal bagi masyarakat serta komunitas di Asia Tenggara dan di seluruh dunia, serta menciptakan peluang kerja baru secara lokal.”

Helen Mountford, Presiden dan CEO, ClimateWorks Foundation

” Dengan mengembangkan kemampuan manufaktur energi terbarukan, Asia Tenggara dapat meningkatkan PDB, menciptakan lapangan kerja, dan mendekarbonisasi Sistem Energi, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta Kemajuan Iklim “

” Dengan mengembangkan kemampuan manufaktur energi terbarukan mereka, negara-negara Asia Tenggara dapat meningkatkan PDB, menciptakan lapangan kerja, dan mendekarbonisasi sistem energi, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta kemajuan iklim. Laporan ini menyoroti bagaimana negara-negara di kawasan ini dapat membangun industri lokal yang kuat, yang akan berkontribusi terhadap masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan.”

Damilola Ogunbiyi, CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Sustainable Energy for All, dan Wakil Ketua UN-Energy

Tentang Asian Development Bank

ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 68 anggota — 49 anggota berasal dari wilayah tersebut.

Tentang Bloomberg Philanthropies

Bloomberg Philanthropies berinvestasi di 700 kota dan 150 negara di seluruh dunia untuk memastikan kehidupan yang lebih baik dan lebih lama bagi sebanyak mungkin orang. Organisasi ini berfokus pada lima bidang utama untuk menciptakan perubahan yang bertahan lama: Seni, Pendidikan, Lingkungan, Inovasi Pemerintah, dan Kesehatan Masyarakat.

Bloomberg Philanthropies mencakup semua pemberian dari Michael R. Bloomberg, termasuk yayasan, perusahaan, dan filantropi pribadinya serta Bloomberg Associates, konsultan pro bono yang bekerja di kota-kota di seluruh dunia. Pada tahun 2022, Bloomberg Philanthropies mendistribusikan dana sebanyak $1,7 miliar.

Tentang ClimateWorks Foundation

ClimateWorks Foundation   adalah platform global untuk filantropi untuk berinovasi dan menskalakan solusi iklim berdampak tinggi yang bermanfaat bagi para umat manusia dan planet ini. Kami memberikan program dan layanan global yang membekali filantropi dengan pengetahuan, jaringan, dan solusi untuk mendorong kemajuan iklim demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Sejak 2008, ClimateWorks telah memberikan lebih dari $1,7 miliar kepada lebih dari 750 penerima hibah di lebih dari 50 negara.

Tentang Sustainable Energy for All (SEforALL)

Sustainable Energy for All (SEforALL) adalah organisasi internasional independen yang bermitra dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pemimpin di pemerintahan, sektor swasta, lembaga keuangan, masyarakat sipil, dan filantropi untuk bertindak lebih cepat menuju pencapaian dari Sustainable Development Goal 7 (SDG7)

akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua pada tahun 2030 sejalan dengan Perjanjian Paris mengenai Perubahan Iklim. Kami bekerja untuk memastikan transisi energi bersih yang tidak meninggalkan siapa pun dan menghadirkan peluang baru bagi semua orang untuk memenuhi potensi mereka.

.

Source : PR Newswire

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Business

Penopang Utama, Investasi Manufaktur Lampaui Rp.721 T di 2024

Indonesia berhasil mencatatkan capaian positif di bidang investasi

Published

on

By

Dok. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita / Kemenperin

Membumi.com

Jakarta – Realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 sebesar Rp721,3 triliun atau memberikan kontribusi hingga 42,1 persen terhadap total realisasi investasi di Indonesia yang mencapai Rp1.714,2 triliun pada 2024. Adapun torehan investasi manufaktur tersebut, terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp194,3 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp527 triliun. Investasi manufaktur pada tahun 2024 naik signifikan dibanding realisasi tahun 2023 yang menembus Rp596,3 triliun.

“Di tengah gejolak ekonomi dan politik global yang masih belum stabil, Indonesia berhasil mencatatkan capaian positif di bidang investasi, termasuk dari sektor industri manufaktur. Hal ini menandakan bahwa kepercayaan para investor masih tinggi terhadap iklim usaha di Indonesia, dan menilai Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi yang baik untuk basis produksi dan hub ekspor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (31/1).

Merujuk data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi total investasi pada tahun 2024 naik 20,8 persen secara tahunan (y-o-y). Capaian tersebut juga melampaui target Presiden sebesar Rp1.650 triliun (103,9 persen) dan melampaui target renstra sebesar Rp1.239,3 triliun (138,3 persen). Dari total investasi tahun 2024, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.456.130 orang atau naik 34,7 persen secara tahunan (y-o-y).

Menperin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pelaku industri manufaktur yang telah merealisasikan investasinya di Indonesia. Sebab, komitmen mereka membawa dampak yang luas (multiplier effect) bagi perekonomian nasional, termasuk pada peningkatan serapan tenaga kerja lokal. “Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong job creation melalui investasi,” ujarnya.

Tekad pemerintah tersebut, juga direalisasikan oleh Menperin AGK dengan mendorong Apple untuk dapat membangun pabrik di Indonesia. “Selain job creation, investasi akan dapat menciptakan nilai tambah signifikan dan kontribusi besar terhadap pendapatan negara,” imbuhnya.

Menperin menyatakan, para investor dari sektor industri manufaktur tidak perlu ragu lagi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pasalnya, pemerintah memiliki tekad kuat dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang pro-industri serta memberikan kepastian hukum yang jelas agar aktivitas produksi bisa berjalan lancar.

“ Dengan melihat investasi PMA yang cukup tinggi dari sektor industri, turut mencerminkan bahwa adanya kepercayaan yang tinggi dari para investor skala global terhadap pemerintahan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, ” paparnya.

Pada tahun 2024, subsektor industri yang memberikan andil besar terhadap realisasi PMA, yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar USD13,6 miliar atau berkontibusi 22,6 persen, kemudian diikuti industri kertas dan percetakan USD4,8 miliar (8 persen), serta industri kimia dan farmasi USD4,1 miliar (6,9 persen).

Menperin optimistis, apabila kebijakan pro-industri dapat terlaksana dengan baik, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai. “ Beberapa kebijakan yang sangat dirasakan pelaku industri, antara lain perpanjangan program HGBT, penguatan P3DN, evalusasi relaksasi kebijakan impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri. Kebijakan-kebijakan ini akan menjaga kebutuhan bahan baku, peningkatan investasi dan ekspor, mendongkrak daya saing sektor industri, hingga mengoptimalkan produk lokal di pasar domestik, ” sebutnya.

Menperin juga menegaskan, pihaknya konsisten untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri. Hal ini sesuai dengan salah satu misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya pada butir kelima, yaitu melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Menurut data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, total nilai realisasi investasi di bidang hilirisasi pada triwulan IV tahun 2024 mencapai Rp134,9 triliun atau mengisi porsi investasi sebanyak 29,8 persen dari total realisasi investasi.  Capaian tersebut naik signifikan dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp109,4 triliun.

Source : pressrelease.id

.

.

.

.

Continue Reading

Entertainment

Sambut Ramadhan, KH. Said Aqil Siroj Konfirmasi Hadir dalam Harlah 2 Ponpes di Kampar

Bersama kita sambut Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah

Published

on

By

Dok. Prof. Said Aqil Siroj, KH. Salman Amrillah, KH. M. Bondan Niji dan HEM Surachmat

Membumi.com

Pekanbaru (30/01/25) – Bertempat di Saung Mitra Sunda Riau (MISURI) HEM. Surachmat didampingi Fari Suradji selaku Sekretaris dalam keterangan persnya mengucapkan syukur kepada Allah SWT bersempena akan dilaksanakannya acara Hari Lahir Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin dan Pondok Pesantren Jawahirul Ma’ani.

” Selain Harlah kedua Pondok Pesantren itu, kita juga mengadakan Manaqib Syech Abdul Qodir Al Jailani di Aula Pondok Jawahirul Ma’ani Bukit Payung Kabupaten Kampar, arah Petapahan, dekatlah dengan Bangkinang, ” Sebut Ketua Umum Mitra Sunda Riau menjelaskan.

Ba’da Ashar HEM. Surachmat juga mengungkapkan, bahwa niat awal untuk menghadirkan Prof. KH. Said Aqil Siroj sudah terkonfirmasi untuk hadir, sebagaimana telah disampaikan oleh Ketua Panitia Ustadz Bondan Niji Aljarzani. Selain itu Gubernur Riau terpilih Abdul Wahid dan Wakil Gubernur terpilih SF Harianto juga sudah terkonfirmasi untuk hadir, termasuk Forkopimda undangannya juga sudah disampaikan.

” Iya itu Ustadz Bondan bilang Insyallah Prof. KH. Said Aqil Siroj sudah positif mengagendakan kedatangannya, juga KH. Salman Amrillah juga Insyallah datang, beliau ini Juara 1 MTQ Internasional di Iran pada 2019, dan Juara 3 MTQ di Malaysia pada 2016 dan juga pengurus Jamiyatul Qurra Wa Huffaz nya NU Provinsi Jabar, ” sebut Ketum MISURI.

” Acara ini insyaallah akan dilaksanakan pada Senin, 10 Februari 2025, Pukul 19.30 Wib (Ba’da Sholat Isya sampai dengan selesai), dan bukan cuma Tausiyah, acara Harlah kedua Pondok Pesantren ini juga diramaikan dengan penampilan sekitar 15 grup Hadroh dilingkup organisasi Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, ” ungkap HEM. Surachmat kembali menambahkan 

Diakhir keterangan persnya HEM. Surachmat juga mengungkapkan, bahwa acara di Pondok Pesantren Jawahirul Ma’ani Bukit Payung Kabupaten Kampar ini juga didukung oleh Pagar Nusa, Banser, Anshor, Muslimat NU, Mitra Sunda Riau, Fatayat NU, Bintang Sembilan Al Amin, dan terbuka untuk umum, ” Silahkan datang, mari bersama kita awali Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah ini dengan niat yang juga suci, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, ” tutup Ketum MISURI.

Source : MISURI

.

.

.

Continue Reading

Business

77% Perusahaan Asia Pasifik Hadapi Kelangkaan Tenaga Kerja

Keahlian yang paling sulit ditemukan diantaranya : TI & Data (32%), Teknik (27%), serta Penjualan & Pemasaran (24%)

Published

on

By

Dok. APAC Talent Shortage Over Time (PRNewsfoto/ManpowerGroup)

Membumi.com

Singapura (27/01/25) – Dalam Talent Shortage Survey 2025 yang dirilis ManpowerGroup, empat dari lima perusahaan di Asia Pasifik kesulitan menemukan tenaga kerja terampil. Kendala ini dialami 77% perusahaan dalam survei tersebut. Angka ini meningkat drastis dari 45% pada 2014, serta melampaui angka rata-rata global yang mencapai 74% sehingga mencerminkan kekhawatiran perusahaan pemberi kerja di beragam industri.

Survei tersebut, menjajaki 10.095 perusahaan pemberi kerja di Asia Pasifik, mengungkap sejumlah keahlian yang paling sulit ditemukan perusahaan, antara lain TI & Data (32%), Teknik (27%), serta Penjualan & Pemasaran (24%).

Menurut laporan ManpowerGroup, sektor TI di Asia Pasifik mengalami kelangkaan tenaga kerja tertinggi. Tren ini tercermin dari 81% perusahaan di sektor tersebut yang menghadapi kelangkaan tenaga kerja.

Tenaga profesional yang terampil semakin dibutuhkan ketika banyak perusahaan kini kian bergantung pada teknologi dan transformasi digital.

” Seperti terungkap dalam laporan tersebut, kelangkaan tenaga kerja yang terus terjadi, menjadi isu struktural dalam pasar tenaga kerja di Asia Pasifik yang harus dihadapi berbagai perusahaan, khususnya di sektor TI yang mencatat tingkat kelangkaan tenaga kerja tertinggi,” ujar François Lançon, Regional President, Asia Pasifik & Timur Tengah, ManpowerGroup.

“Saat pasar tenaga kerja mengalami kelangkaan, perusahaan pemberi kerja harus cepat mengambil keputusan untuk mempertahankan keterampilan kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis, atau berkomitmen mengembangkan tenaga kerja yang dibutuhkan secara internal melalui program pelatihan dan pengembangan, ” jelas Lançon.

” ManpowerGroup berkomitmen mengatasi kesenjangan keterampilan kerja dan mengembangkan keahlian kerja baru (upskilling) dalam skala luas. Maka, kami berinvestasi dalam berbagai akademi guna mempersiapkan angkatan kerja yang mampu mengisi lapangan pekerjaan masa depan.”

Laporan ini merekomendasikan program pelatihan dan pengembangan internal. Sebanyak 35% perusahaan yang disurvei ManpowerGroup berfokus mengembangkan keahlian karyawan (upskilling) dan melatih karyawan dengan keahlian baru (reskilling) demi mengatasi kesenjangan keterampilan kerja.

Respon Perusahaan Pemberi Kerja Terhadap Kelangkaan Tenaga Kerja

Survei ini menunjukkan berbagai pendekatan yang ditempuh perusahaan untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja :

35% – Menjalankan upskilling dan reskilling terhadap karyawan yang telah bekerja
30% – Menaikkan gaji
26% – Lebih fleksibel dalam jadwal kerja
25% – Menyasar kumpulan tenaga kerja baru
21% – Lebih fleksibel dalam lokasi kerja

” Ketika banyak perusahaan berhadapan dengan tantangan ketenagakerjaan, pemimpin industri, pemerintah, dan lembaga pendidikan semakin perlu berkolaborasi agar generasi masa depan menguasai Keterampilan yang relevan, ” kata Lançon.

Informasi lebih lanjut: https://www.manpowergroup.com.sg/apac-talent-shortage-2025

Source : PR Newswire

.

.

.

Continue Reading

Trending