Connect with us

Headlines

Potensi Cuan Manufaktur Energi Terbarukan di Asia Tenggara Bisa Menghasilkan hingga $ 100 Miliar pada 2030

Menurut sebuah analisis baru, manufaktur energi terbarukan menawarkan jalur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan 6 juta lowongan pekerjaan pada 2050, dan memitigasi dampak perubahan iklim di Seluruh Asia Tenggara

Published

on

The Renewable Energy Manufacturing: Opportunities for Southeast Asia report was released 24 August at an event in Jakarta and explores how to support the development of the clean energy manufacturing sector in Southeast Asia.

Membumi.com

JAKARTA – (23/8/23) Kawasan Asia Tenggara bisa kehilangan hingga 30% produk domestik bruto pada 2050 karena peningkatan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem. Namun, memperkuat kapasitas manufaktur energi terbarukan di kawasan ini akan memposisikan negara-negara Asia Tenggara untuk menciptakan lapangan kerja baru dan memenuhi permintaan energi yang meningkat sambil secara drastis mengurangi emisi.

Penelitian baru tersebut dirilis hari ini di sela-sela pertemuan ASEAN Finance Ministers dan Central Bank Governors oleh Asian Development Bank (ADB), Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All (SEforALL).

Pertumbuhan sel fotovoltaik (PV) surya, baterai, dan industri listrik roda dua di Asia Tenggara menghadirkan peluang pendapatan sekitar $90 miliar hingga $100 miliar pada 2030, dengan potensi 6 juta pekerjaan energi terbarukan yang akan diciptakan pada 2050.

Laporan baru, Renewable Energy Manufacturing: Opportunities for Southeast Asia (Manufaktur Energi Terbarukan : Peluang untuk Asia Tengara), mengeksplorasi cara mendukung pengembangan sektor manufaktur energi bersih di Asia Tenggara dan membantu negara-negara tersebut menuai potensi ekonominya yang sangat besar sambil memitigasi dampak perubahan iklim.

Pemanfaatan peluang ini tergantung pada langkah-langkah kebijakan khusus pemerintah di masing-masing negara di kawasan tersebut, termasuk mendorong permintaan energi terbarukan dalam negeri, memastikan daya saing biaya, meningkatkan kemudahan berbisnis, dan meningkatkan akses ke pasar ekspor. Kolaborasi di tingkat regional juga penting untuk memberikan dukungan lebih lanjut melalui pendalaman perdagangan intraregional.

Laporan ini mengidentifikasi potensi ambisi dan hasil bagi Asia Tenggara untuk mencapai hal-hal berikut:

  • Meningkatnya kapasitas Manufaktur PV surya dalam modul dari 70 GW menjadi 125 – 150 GW pada 2030. 
  • Mengembangkan rantai nilai Manufaktur Baterai regional, meningkatnya permintaan nasional dan regional dan menetapkan Asia Tenggara sebagai pusat eksport regional dan global, menghasilkan 140 – 180 GW / Hours (GWh) sel baterai pada 2030.
  • Memperluas kapasitas perakitan kendaraan listrik roda dua (E2W) di Asia Tenggara dari 1,4 menjadi 1,6 juta unit per tahun menjadi sekitar 4 juta unit pada 2030.

Laporan ini juga menyoroti bagaimana Asia Tenggara dapat membangun sejarah kolaborasi regional yang kuat untuk meningkatkan daya saing industri energi terbarukan dan memenuhi target Net Zero. Misalnya, faktor produksi dapat memperoleh manfaat dari perdagangan lintas rantai nilai dan upaya regional untuk meningkatkan kualitas dan distribusi tenaga kerja.

Pasar permintaan dapat didukung oleh pembangunan ASEAN Power Grid untuk memungkinkan penyebaran energi terbarukan yang lebih tinggi melalui perdagangan listrik multilateral dan area penyeimbangan jaringan yang diperluas. Harmonisasi standar teknis untuk kendaraan E2W dan stasiun pengisian daya dapat memungkinkan produsen peralatan orisinal (OEMs) untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh pasar Asia Tenggara.

Pengumuman hari ini didasarkan pada kolaborasi awal tahun ini antara African Climate Foundation, Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All untuk menerbitka n Africa Renewable Energy Manufacturing: Peluang dan Kemaj uan, serta melun curkan Africa Renewable Energy Manufacturing Init iative untuk mendorong investasi dan memobilisasi tindakan dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan kemampuan manufaktur energi terbarukan di negara-negara Afrika.

” Seperti yang sering kami katakan di ADB, kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran melawan perubahan iklim akan ditentukan di Asia dan Pasifik. Lini depan yang menentukan dalam pertempuran itu adalah Asia Tenggara “

“Seperti yang sering kami katakan di ADB, kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran melawan perubahan iklim akan ditentukan di Asia dan Pasifik. Lini depan yang menentukan dalam pertempuran itu adalah Asia Tenggara. “

” Penelitian ini menunjukkan adanya harapan dari manufaktur energi terbarukan dengan dukungan kebijakan, teknis, dan pembiayaan – dalam membantu negara-negara berkembang di kawasan ini untuk beralih dari energi berbasis batu bara, sambil menurunkan emisi karbon , memperluas kemampuan industri lokal, memacu penciptaan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.”

Ramesh Subramaniam, Direktur Jenderal dan Kepala, Sectors Group, Asia dan Pasifik, Bank Pembangunan As ia (Asian Development Bank)

” Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam manufaktur energi terbarukan untuk berkontribusi pada penyebaran energi terbarukan global, sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi dan memitigasi dampak perubahan iklim “

“Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam manufaktur energi terbarukan untuk berkontribusi pada penyebaran energi terbarukan global, sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi dan memitigasi dampak perubahan iklim.”

” Laporan ini membuktikan bagaimana peningkatan investasi sektor swasta ke sektor manufaktur energi terbarukan lokal, memperkuat kolaborasi rantai nilai regional, dan menyatukan pemangku kepentingan utama akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB, serta membantu negara-negara Asia Tenggara mencapai tujuan iklim mereka”.

Antha Williams, Program Lingkungan, Bloomberg Philanthropies

” Industri energi ramah lingkungan sudah menjadi peluang pertumbuhan yang sangat besar, dan perlu ditingkatkan dengan lebih cepat lagi supaya kita dapat mencapai netralitas karbon secara global pada tahun 2050 “

“Industri energi ramah lingkungan sudah menjadi peluang pertumbuhan yang sangat besar, dan perlu ditingkatkan dengan lebih cepat lagi supaya kita dapat mencapai netralitas karbon secara global pada tahun 2050. Asia Tenggara, yang merupakan rumah bagi seperempat populasi dunia, memiliki posisi yang baik untuk menjadi pemimpin global dalam manufaktur energi terbarukan dengan lingkungan bisnisnya yang dinamis dan sumber daya manusia yang besar. “

” Dengan demikian, kawasan ini dapat meningkatkan pasokan solusi energi terbarukan yang terjangkau dan andal bagi masyarakat serta komunitas di Asia Tenggara dan di seluruh dunia, serta menciptakan peluang kerja baru secara lokal.”

Helen Mountford, Presiden dan CEO, ClimateWorks Foundation

” Dengan mengembangkan kemampuan manufaktur energi terbarukan, Asia Tenggara dapat meningkatkan PDB, menciptakan lapangan kerja, dan mendekarbonisasi Sistem Energi, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta Kemajuan Iklim “

” Dengan mengembangkan kemampuan manufaktur energi terbarukan mereka, negara-negara Asia Tenggara dapat meningkatkan PDB, menciptakan lapangan kerja, dan mendekarbonisasi sistem energi, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta kemajuan iklim. Laporan ini menyoroti bagaimana negara-negara di kawasan ini dapat membangun industri lokal yang kuat, yang akan berkontribusi terhadap masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan.”

Damilola Ogunbiyi, CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Sustainable Energy for All, dan Wakil Ketua UN-Energy

Tentang Asian Development Bank

ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 68 anggota — 49 anggota berasal dari wilayah tersebut.

Tentang Bloomberg Philanthropies

Bloomberg Philanthropies berinvestasi di 700 kota dan 150 negara di seluruh dunia untuk memastikan kehidupan yang lebih baik dan lebih lama bagi sebanyak mungkin orang. Organisasi ini berfokus pada lima bidang utama untuk menciptakan perubahan yang bertahan lama: Seni, Pendidikan, Lingkungan, Inovasi Pemerintah, dan Kesehatan Masyarakat.

Bloomberg Philanthropies mencakup semua pemberian dari Michael R. Bloomberg, termasuk yayasan, perusahaan, dan filantropi pribadinya serta Bloomberg Associates, konsultan pro bono yang bekerja di kota-kota di seluruh dunia. Pada tahun 2022, Bloomberg Philanthropies mendistribusikan dana sebanyak $1,7 miliar.

Tentang ClimateWorks Foundation

ClimateWorks Foundation   adalah platform global untuk filantropi untuk berinovasi dan menskalakan solusi iklim berdampak tinggi yang bermanfaat bagi para umat manusia dan planet ini. Kami memberikan program dan layanan global yang membekali filantropi dengan pengetahuan, jaringan, dan solusi untuk mendorong kemajuan iklim demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Sejak 2008, ClimateWorks telah memberikan lebih dari $1,7 miliar kepada lebih dari 750 penerima hibah di lebih dari 50 negara.

Tentang Sustainable Energy for All (SEforALL)

Sustainable Energy for All (SEforALL) adalah organisasi internasional independen yang bermitra dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pemimpin di pemerintahan, sektor swasta, lembaga keuangan, masyarakat sipil, dan filantropi untuk bertindak lebih cepat menuju pencapaian dari Sustainable Development Goal 7 (SDG7)

akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua pada tahun 2030 sejalan dengan Perjanjian Paris mengenai Perubahan Iklim. Kami bekerja untuk memastikan transisi energi bersih yang tidak meninggalkan siapa pun dan menghadirkan peluang baru bagi semua orang untuk memenuhi potensi mereka.

.

Source : PR Newswire

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Business

COP29 : PLN Boyong Lima Kerjasama Strategis untuk Transisi Energi di Tanah Air

Kolaborasi ini akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengelola dan mengembangkan infrastruktur energi hijau.

Published

on

By

Dok. pln.co.id

Membumi.com

Baku (18/11/24) – PT PLN (Persero) menjalin lima kerja sama strategis dalam transisi energi di Indonesia dengan lima mitra internasional pada perhelatan Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan. Kerja sama pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia ini untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi bersih di Indonesia guna mencapai swasembada energi yang berkelanjutan.

Kolaborasi global ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding dan Grant Agreement antara PLN dan lima mitra internasional dalam acara bertajuk “Leading the Charge: Strategic Partnership to Catalyze Decarbonization”. Kelima mitra tersebut yakni United Kingdom Export Finance (UKEF), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Sembcorp Utilities Pte Ltd, Transportasi Gas Indonesia (TGI), dan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP).

Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dalam COP29, Hashim Djojohadikusumo menjelaskan bahwa kehadiran Indonesia di COP 29 menandai komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto untuk menanggulangi perubahan iklim. Oleh sebab itu, Ia mengajak seluruh pihak untuk menghadapi tantangan ini dan menangkap peluang yang muncul ke depan.

“Perubahan iklim global menghendaki suatu solusi global. Tak ada negara yang bisa menghadapinya sendiri. Satu-satunya cara untuk terus melangkah maju adalah melalui kolaborasi,” ujar Hashim.

Hashim menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan strategi baru dalam transisi energi melalui penambahan kapasitas pembangkit energi hijau untuk 15 tahun ke depan. Pihaknya akan menambah 75% atau sekitar 75 gigawatt (GW) dari total 100 GW pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Strategi ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyediakan energi yang bersih dan terjangkau melalui swasembada energi.

“Kami berterima kasih kepada para mitra internasional atas kerja kerasnya dalam membantu kami memerangi perubahan iklim. Presiden Prabowo telah memberikan mandat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Presiden memiliki strategi baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 8%, salah satunya melalui transisi energi,” ungkapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN berkomitmen penuh menjalankan transisi energi di Indonesia sekaligus mendorong target pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam proses itu, PLN terus meluaskan jaringan kolaborasi hingga tingkat global guna menyukseskan proyek transisi energi yang berkelanjutan.

Ia merinci, PLN menjalin kerja sama pendanaan hijau dengan beberapa mitra global, salah satunya UKEF, lembaga pendanaan ekspor Pemerintah Inggris. Melalui kerja sama ini, UKEF dan PLN akan mengkaji peluang pembiayaan proyek energi terbarukan di Indonesia, khususnya pada pembangunan jaringan transmisi yang mendukung integrasi sumber energi bersih. Selain itu, kedua pihak juga sepakat bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas pegawai PLN dalam pengembangan energi terbarukan.

“Kolaborasi ini akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengelola dan mengembangkan infrastruktur energi hijau,” ujar Darmawan.

Selain dengan UKEF, PLN juga menggandeng KfW, development bank asal Jerman untuk pembiayaan proyek transisi energi di Indonesia serta studi keberlanjutan sosial dan lingkungan. Kesepakatan ini mencakup pengembangan proyek energi bersih, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan transmisi yang menghubungkan ke pembangkit hijau. Dalam kesempatan ini, PLN dan KfW juga menandatangani Grant Agreement untuk pelaksanaan studi Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) proyek pembangkit energi bersih di Indonesia.

“Proyek-proyek ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan listrik dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, terutama pada saat beban puncak. Selain itu, kesepakatan hibah juga ditandatangani untuk mendanai studi dampak lingkungan dan sosial bagi proyek-proyek PLTA ini, memastikan pelaksanaan yang berkelanjutan,” ujar Darmawan.

Bukan hanya itu, PLN melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) juga melakukan penandatanganan Joint Development Framework Agreement (JDFA) dengan Transportasi Gas Indonesia (TGI) dan mitra asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte Ltd untuk pengembangan proyek transportasi hidrogen hijau dari Sumatra ke Singapura. Proyek ini akan mengeksplorasi pemanfaatan infrastruktur jalur pipa milik TGI dan diharapkan dapat meningkatkan perdagangan energi lintas negara serta kapasitas produksi hidrogen hijau di Indonesia.

“Inisiatif ini menunjukkan peran PLN dalam memajukan ekosistem hidrogen regional yang sejalan dengan komitmen strategis kami untuk mendiversifikasi sumber energi hijau dan mengurangi emisi,” tegas Darmawan.

Selain itu, dalam kegiatan ini, PLN bersama GEAPP meluncurkan program Renewable Energy Access for Last Mile”. Program kolaborasi antara PLN dan GEAPP ini berfokus pada peningkatan akses energi terbarukan dan mendorong dedieselisasi untuk pulau-pulau terpencil di Indonesia.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan akses energi di wilayah-wilayah yang terisolasi, mendukung komitmen Indonesia dalam memastikan energi yang berkeadilan dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat,” ucap Darmawan.

Darmawan menambahkan, pihaknya akan terus mengeksplorasi potensi kolaborasi dengan berbagai pihak, baik nasional hingga global. Kerja sama yang dilakukan kali ini merupakan salah satu langkah proaktif PLN dalam upaya transisi energi yang berkelanjutan.

“Kami tidak bisa melakukannya (transisi energi) sendiri. Kami percaya, dengan bersatu dan berkolaborasi, apapun tantangannya, kami akan terus bergerak maju, bukan hanya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, namun juga menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan pada saat yang sama, memainkan peran besar dalam komunitas global untuk menyelamatkan bumi,” tutup Darmawan.

Source : pln.co.id

.

.

.

Continue Reading

Figur

Pemangku Adat Kuansing Sampaikan Surat Terbuka untuk Prabowo

Limbago Adat Nogori (LAN) Kuansing merupakan wadah para datuk, ninik mamak dan suluh bendang yang berjumlah 1.640 orang.

Published

on

By

Dok. Limbago Adat Nogori (LAN) Kuansing / Dt. Panglimo Dalam Suhardiman Amby

Membumi.com

Taluk Kuantan – Soal kisruh pergantian Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kuantan Singingi, hari ini (20/11/24) dihalaman komplek Rumah Godang Kenegerian Taluk Kuantan Pemangku adat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau menyampaikan surat terbuka untuk Prabowo Subianto. 

Ada tiga poin yang menjadi penekanan para pemangku adat Kuansing tersebut.

Pertama, mereka mempertanyakan persoalan yang terjadi di Partai Gerindra Kuansing. Sebab, mereka mengaku ikut membesarkan Partai Gerindra di Kuansing.

“Kami merasa ikut membesarkan partai Gerindra, dari empat kursi menjadi sembilan kursi di DPRD Kuansing,” kata Datuk Sirajo yang mewakili Limbago Adat Nogori (LAN) Kuansing.

Baca : Dicopot sebagai Ketua Gerindra Kuansing karena Tidak Patuh? Ini Kata Muhammad Rahul

Kedua, LAN Kuansing mempertanyakan proses pergantian Ketua DPRD Kuansing yang baru seumur jagung.

“Tidak ada angin, tidak ada badai, tiba-tiba Gerindra melakukan pergantian Ketua DPRD,” kata Datuk Sirajo.

Poin ketiga yakni, mempertanyakan penyebab pergantian Ketua DPC Gerindra Kuansing Suhardiman Amby yang merupakan Bupati Kuansing dan juga Ketua Umum LAN Kuansing. 

“Kami mohon perhatian yang sesungguhnya dari Bapak Prabowo Subianto terhadap kondisi Gerindra Kuansing saat ini,” kata datuk Sirajo.

Baca : Suhardiman Amby Ikhlas Dipecat Gerindra, Daripada Berbuat Zalim

Surat terbuka untuk Ketua Gerindra Prabowo Subianto dilakukan para pemangku adat Kuansing yang tergabung dalam LAN. LAN merupakan wadah para datuk, ninik mamak dan suluh bendang yang berjumlah 1.640 orang.

“Mudah-mudahan, Pak Prabowo mendengar dan menjadi perhatian beliau terhadap persoalan Kuansing saat ini,” kata Datuk Sirajo.***

Source : Dt. Wery 

.

.

Continue Reading

Headlines

Pneumonia Ancaman Serius Bagi Anak-anak

Data WHO 2021 menunjukkan pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun

Published

on

By

Dok. Kemenkes RI / Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono

Membumi.com

Jakarta (18/11/24) – Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pneumonia seringkali dicap sebagai pembunuh senyap karena menyerang paru-paru, melelahkan napas, dan bahkan menyebabkan kematian terutama pada anak.

“Pneumonia ini terus menjadi ancaman serius bagi anak-anak di dunia. Kematian akibat pneumonia itu terjadi setiap 43 detik. Ini berarti 700 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia, sebuah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” ucap Prof. Dante pada Puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/11).

Pneumonia merupakan peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan, yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Pada balita, gejala yang paling dominan atau sering muncul adalah batuk, kesulitan bernapas, dan tanda pneumonia berat seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas.

Penyebab yang paling berpengaruh lainnya adalah paparan asap rokok. Kepada orang tua yang masih merokok di rumahnya, Prof. Dante mengingatkan, rokoknya tidak hanya berbahaya untuk kesehatan diri sendiri, tetapi juga bisa melemahkan kondisi paru-paru anaknya.

“Data statistik menunjukkan anak-anak yang ada di lingkungan orang tuanya perokok lebih gampang terkena pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” ungkap Prof. Dante.

Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan pneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar pada balita di Indonesia.

Data WHO tahun 2021 menunjukkan pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun, atau setara dengan 14% dari total kematian balita di seluruh dunia.

“Ini menunjukkan bahwa pneumonia ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak,” tutur dr. Yudhi.

Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2023, pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, yaitu Rp 8,7 triliun, diikuti oleh tuberculosis (TB), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan kanker paru.

Pemerintah Indonesia berkomitmen mendukung tujuan SDGs, yaitu memastikan kehidupan sehat dan kesejahteraan bagi semua usia. Untuk itu, pemerintah menargetkan penurunan angka kematian balita akibat pneumonia serta pengurangan insiden pneumonia pada balita hingga 70% secara nasional.

Prof. Dante menambahkan, Hari Pneumonia Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 12 November, menjadi momentum penting untuk melindungi anak-anak dari pneumonia dan melawan pneumonia pada anak. Sebagai bagian dari transformasi kesehatan, khususnya pada layanan kesehatan primer, pemerintah terus berupaya mencegah terjadinya pneumonia pada anak-anak melalui berbagai langkah.

Hal itu dilakukan dengan upaya pencegahan dengan vaksinasi dan menjaga lingkungan tetap sehat.

“Namun imunisasi hanyalah salah satu bagian kecil dari upaya mengatasi pneumonia. Upaya lainnya adalah memenuhi kualitas gizi pada anak-anak supaya kekebalan tubuhnya meningkat, di antaranya dengan memberikan ASI eksklusif serta penyediaan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak-anak,” ujar Prof. Dante.

Source : pressrelease.id

.

.

.

Continue Reading
Advertisement

Trending