Siaga Hadapi Karhutla, Musim Mas Kolaborasi dengan Para Pemangku Kepentingan
” Kami menyadari bahwa peran aktif masyarakat sangat penting dan sangat dibutuhkan. Itu sebabnya kami, bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya “
Jakarta (6/9/23) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada akhir bulan Juli 2023 lalu kembali mengingatkan kemungkinan terjadinya lebih banyak kebakaran hutan dan lahan serta gagal panen akibat musim kering.
Data BMKG akhir bulan lalu menunjukkan, ada 206 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di seluruh Indonesia, dengan Provinsi Aceh sebagai penyumbang karhutla terbanyak (53 kejadian), disusul Provinsi Kalimantan Tengah (35 kejadian). Sedangkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga awal Juli 2023, total luasan lahan yang terbakar mencapai 28 ribu hektar.
Data ini sesuai dengan prediksi BMKG yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi pada bulan Juli-September 2023 yang ditandai dengan kondisi cuaca buruk, dan adanya fenomena El Niño yang diperkirakan akan terjadi pada Bulan Oktober dan November.
Sejalan dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri yang menekankan peran aktif pemerintah untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan, upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla sudah diimplementasikan oleh pemerintah daerah dan dinas-dinas terkait di wilayah rawan kebakaran, bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan perkebunan swasta yang berada di wilayah tersebut, diantaranya Musim Mas, dan tentunya masyarakat setempat.
Data BMKG akhir bulan lalu menunjukkan, ada 206 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di seluruh Indonesia
BMKG
Sannusi, SP., M.Si, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau mengatakan, “Dampak karhutla ini sangat luas, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik. Karena itu, idealnya pengelolaan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga melibatkan perusahaan, TNI, Polri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya”
Sebagai salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia, Musim Mas sangat menekankan untuk tetap waspada dan siap menghadapi potensi risiko kebakaran hutan dan lahan dalam wilayah operasionalnya, serta seluruh rantai pasokannya.
Memahami pentingnya mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah, maka Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Musim Mas yang terintegrasi, tidak saja disosialisasikan dan diimplementasikan bagi karyawan dan pekerja yang terlibat dalam operasional perusahaan, namun juga diperluas bagi para pemasok, masyarakat sekitar, hingga petani swadaya.
“Industri kelapa sawit, termasuk Musim Mas, mengambil pelajaran dari insiden kebakaran dan kabut asap besar beberapa tahun kemarin. Kejadian tersebut memotivasi kami untuk mengambil tindakan, dan meningkatkan kontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,” jelas Teuku Kanna Rhamdan, General Manager Corporate Affairs – Musim Mas Group.
Untuk mengantisipasi karhutla, mulai bulan Juni 2023 lalu, Musim Mas kembali melakukan pelatihan dan simulasi rutin yang diikuti oleh regu Pemadam Kebakaran Musim Mas, serta tim Masyarakat Bebas Api (MBA) terkait pencegahan dan penanggulangan karhutla. Pelatihan ini melibatkan Manggala Agni, TNI, POLRI, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perkebunan.
Tim pemadam kebakaran Musim Mas yang disiapkan dan dilatih ini tidak hanya menanggulangi kebakaran di dalam konsesi, namun juga lokasi di luar konsesi dalam radius 3 (tiga) Km.
Untuk Mengantisipasi, mulai Juni 2023 Musim Mas kembali melakukan Pelatihan dan Simulasi Rutin yang diikuti oleh regu Pemadam Kebakaran Musim Mas, serta tim Masyarakat Bebas Api (MBA)
Bagi masyarakat di sekitar area perkebunan milik perusahaan, Musim Mas telah menerapkan Program Masyarakat Bebas Api (MBA) yang telah merangkul 75 desa dengan cakupan luas lahan lebih dari 450 ribu hektar.
Program ini bermula dari kesadaran akan pentingnya mengubah perilaku masyarakat, atau mencari alternatif perilaku masyarakat untuk mengurangi ketergantungan penggunaan api dan turut melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Dalam program ini, setiap desa peserta yang berhasil menjaga lingkungan mereka bebas dari api selama 1 (satu) tahun, berhak mendapatkan insentif keuangan sebesar Rp 25 juta per desa.
Dana ini dapat digunakan untuk pengadaan peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di wilayah desa, atau untuk mendukung berbagai proyek masyarakat desa sekitar perusahaan.
“Kami menyadari bahwa peran aktif masyarakat sangat penting dan sangat dibutuhkan. Itu sebabnya kami, bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, menyelenggarakan program yang melibatkan masyarakat, dengan harapan mereka dapat menjadi agen perubahan dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla,” tambah Kanna.
” Kami menyadari bahwa peran aktif masyarakat sangat penting dan sangat dibutuhkan. Itu sebabnya kami, bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya “
Teuku Kanna Rhamdan.
Syahril, Kepala Desa Talau, Riau mengungkapkan, “Dengan adanya imbauan dari pemerintah, ditambah juga apresiasi dan dukungan dari Musim Mas, kami jadi semangat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan”.
Selain masyarakat, Petani Swadaya kelapa sawit juga menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan karhutla, karena mereka mengelola lebih dari 40% lahan perkebunan sawit di Indonesia. Sejak tahun 2015, Musim Mas telah menyelenggarakan program pelatihan untuk Petani Swadaya terkait praktik pertanian yang baik, salah satunya menerapkan praktik tanpa bakar.
Hingga saat ini, lebih dari 41.000 petani telah terlibat dalam program pelatihan ini. Musim Mas juga mendampingi petani untuk bisa mengakses pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), agar mereka dapat menerapkan program peremajaan sawit tanpa praktik pembakaran lahan.
Di samping itu, Musim Mas juga menjadi anggota aktif dari Aliansi Bebas Kebakaran (FFA/Fire-Free Alliance), yaitu sebuah kelompok multi-stakeholder yang terdiri dari perusahaan perkebunan dan kehutanan, termasuk industri kelapa sawit yang peduli dan berkomitmen menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan kabut asap di Indonesia.
Di dalam operasionalnya, Musim Mas menerapkan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran terintegrasi, meliputi analisa dan pengelolaan risiko kebakaran, melakukan pemantauan atas titik-titik panas, dan melakukan penilaian terhadap rantai operasional.
Perusahaan ini mematuhi kebijakan zero-burning yang ketat, disertai dengan kebijakan yang mengurangi risiko kebakaran, seperti kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation).
Untuk deteksi dini serta respons cepat terhadap potensi karhutla, tim Geographic Information System (GIS) internal Musim Mas memanfaatkan teknologi untuk melakukan pemantauan menggunakan data anomali suhu atau titik panas/api aktif dari satelit yang bersinergi dengan seluruh rantai pasok, serta drone dan CCTV.
Ditambah infrastruktur pemadam kebakaran, termasuk sekat bakar dan penampungan air didirikan di dalam perkebunan untuk mencegah penyebaran api dan meminimalkan dampaknya.
Tentang Musim Mas
Musim Mas adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, yang mencakup budidaya hingga penyulingan dan manufaktur.
Melalui tenaga kerja global, Musim Mas terus melakukan pengembangan yang inovatif dan berkelanjutan, memastikan kualitas produk, keamanan, dan efisiensi berjalan seiring dengan perkembangan industri.
Sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit, Musim Mas beraspirasi untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, mendorong era baru yang berkelanjutan di industri ini dengan inovasi.
Untuk itu, Musim Mas mengambil langkah aktif untuk melampaui standar keberlanjutan yang diakui industri dan akan terus melangkah dalam menanggapi masalah industri kritis dalam upaya untuk berkontribusi pada industri dan dunia yang lebih berkelanjutan.
Data adalah aset yang tak ternilai di era transformasi digital. Indonesia, dengan populasi yang besar dan jumlah perangkat terhubung yang terus bertambah, berada dalam posisi strategis untuk menghasilkan data dalam jumlah yang luar biasa, dan memimpin penggunaannya untuk kebaikan.
Misalnya untuk menemukan pola dalam percobaan riset dan menganalisis gejala penyakit baru, agar dapat menghasilkan inovasi solutif yang tidak hanya menciptakan nilai ekonomi baru, tetapi juga memecahkan masalah paling mendesak dalam kehidupan sehari-hari. Di sini lah datacenter memainkan peran kunci; membantu menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan data digital secara lebih aman serta efisien.
Dengan besarnya potensi tersebut, industri datacenter dalam negeri menjadi sangat menjanjikan. Menurut laporan Mordor Intelligence, pasar datacenter Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14% menjadi US$3,98 miliar pada 2028[1].
Dari sisi kapasitas pun diproyeksikan meningkat dari kebutuhan saat ini, yang berada di 2.000MW. Data-data ini mengindikasikan bagaimana pengembangan datacenter akan memainkan peran penting dalam mempercepat laju ekonomi digital. Lantas, apa sebenarnya datacenter itu, dan mengapa perannya begitu penting ?
Apa itu Datacenter?
Secara sederhana, datacenter adalah fasilitas fisik yang dirancang untuk menyimpan, mengelola, dan memproses data dalam jumlah besar. Bayangkan datacenter sebagai “otak digital” yang memungkinkan aplikasi, platform media sosial, layanan perbankan online, hingga sistem kecerdasan buatan (AI) berfungsi. Di dalamnya terdapat server, perangkat penyimpanan, dan infrastruktur jaringan yang dioperasikan untuk memastikan data selalu tersedia, aman, dan dapat diakses kapan saja.
“Dengan pesatnya perkembangan digital di Indonesia, datacenter bukan hanya infrastruktur teknologi; ini adalah kunci untuk menciptakan ekonomi baru yang didukung AI dan mendukung transformasi digital yang inklusif,” kata Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia.
Mengapa Datacenter Penting untuk Masa Depan AI di Indonesia?
Menurut laporan yang disusun oleh Microsoft, Access Partnership dan ELSAM, adopsi generative AI di Indonesia yang kian meningkat diproyeksikan dapat memberikan dampak ekonomi signifikan, melalui pembukaan kapasitas produksi ekonomi sebesar USD 243,5 miliar atau sekitar 18% dari PDB Indonesia tahun 2022[2]. Laporan ini juga menyoroti bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja baru, dan mempercepat pertumbuhan di berbagai sektor, sehingga menciptakan ekonomi AI baru.
Untuk mewujudkan potensi besar tersebut, teknologi AI memiliki kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi. Teknologi ini sangat bergantung pada kapasitas pengolahan data yang cepat dan efisien. AI memerlukan daya komputasi yang besar untuk menjalankan algoritma pembelajaran mesin (machine learning), analisis data yang kompleks, hingga pengambilan keputusan berbasis data secara real-time. Datacenter, terutama yang berkapasitas besar, menjadi infrastruktur utama yang mampu memenuhi kebutuhan ini dan membuka potensi penuh AI.
Sayangnya, pertumbuhan datacenter di Indonesia masih belum selaras dengan kebutuhan dan potensi besar ekonomi digitalnya. Saat ini, total kapasitas daya datacenter berkategori “AI-ready”–yakni yang mampu mendukung cloud computing sebagai fondasi solusi AI masa depan–yang dioperasikan baru mencapai sekitar 200 megawatt, atau 10% dari total kebutuhan yang diperkirakan[3].
Namun, dengan inovasi desain datacenter modern, kapasitas ini diharapkan terus tumbuh. Microsoft, misalnya, sengaja mendesain setiap datacenter terbaru perusahaan untuk secara khusus mendukung beban kerja AI. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan memanfaatkan setiap megawatt daya secara efektif, dan bertanggung jawab untuk menekan biaya serta konsumsi daya AI. Dalam desain tersebut, perusahaan juga menerapkan teknik pendinginan canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan panas beban kerja AI, serta kondisi lingkungan di lokasi datacenter tersebut.
Geliat Pelaku Industri dalam Ekosistem Datacenter Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan teknologi telah menunjukkan (dan merealisasikan) komitmen mereka untuk membangun infrastruktur datacenter di Indonesia. Salah satunya adalah Microsoft, yang bukan hanya tengah membangun datacenter pertamanya di Indonesia, tetapi cloud region bernama Indonesia Central.
Cloud region ini memiliki tiga availability zones (zona ketersediaan). Masing-masing zona terdiri dari sekumpulan datacenter yang sepenuhnya terisolasi satu sama lain. Lokasi fisiknya dirancang cukup dekat untuk memastikan koneksi berlatensi rendah, namun cukup jauh untuk mengurangi risiko lebih dari satu zona terdampak oleh gangguan lokal atau cuaca ekstrem.
Indonesia Central juga terhubung dengan jaringan luas global Microsoft (global wide area network/WAN) yang menyediakan konektivitas berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke cloud region Microsoft lainnya secara internasional. Hal ini memberikan perusahaan Indonesia akses yang lebih mulus untuk ekspansi internasional, sekaligus menjadi gerbang bagi perusahaan global untuk masuk ke pasar Indonesia secara lebih terintegrasi dari sisi kesiapan teknologi.
Seiring dengan kehadiran infrastruktur yang menjadi tulang punggung inovasi, talenta digital perlu bersiap agar dapat memanfaatkan infrastruktur tersebut dengan segala kemajuan teknologi yang dibawa, secara optimal. Salah satu langkah strategis yang perlu diambil adalah pengembangan talenta digital. Misalnya melalui inisiatif elevAIte Indonesia yang diluncurkan Microsoft bersama Komdigi pada akhir tahun 2024 lalu, untuk meningkatkan keterampilan 1 juta talenta Indonesia dalam teknologi AI.
Adapun pembangunan Indonesia Central region dan pelaksanaan elevAIte Indonesia merupakan kelanjutan dari inisiatif Berdayakan Indonesia yang telah Microsoft jalankan sejak 2021, dan diperkuat dengan pengumuman investasi sebesar USD 1,7 miliar pada April 2024 oleh Microsoft Chairman dan CEO, Satya Nadella — investasi terbesar dalam sejarah 29 tahun Microsoft di Indonesia.
Keamanan dan Kepatuhan dalam Pengelolaan Data
Di tengah pertumbuhan datacenter, keamanan dan kepatuhan menjadi elemen krusial. Datacenter yang modern harus mampu menangani berbagai jenis data sensitif, mulai dari data pelanggan hingga informasi keuangan, dengan tingkat keamanan yang tinggi. Keamanan Indonesia Central region yang tengah Microsoft bangun, misalnya, memenuhi standar keamanan global yang ketat; mencakup keamanan akses fisik, jaringan, hingga peranti keras dan peranti lunak – sama dengan cloud region Microsoft lainnya. Selain itu, data yang disimpan dan diproses di Indonesia Central region dapat mendukung pelanggan dalam memenuhi kewajiban regulasi data lokal, termasuk persyaratan residensi data.
Masa Depan Indonesia yang Berbasis AI
Membangun datacenter, apalagi cloud region, bukan hanya soal teknologi, tetapi juga menciptakan ekosistem digital yang inklusif, aman, dan berkelanjutan. “Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia Tenggara, dengan memanfaatkan potensi populasi mudanya yang kreatif dan inovatif. Microsoft berkomitmen untuk mendampingi Indonesia dalam perjalanan transformasi digital ini melalui investasi strategis pada infrastruktur, pengembangan talenta, dan dukungan inovasi. Dengan langkah-langkah strategis ini, Microsoft siap bekerja untuk membantu Indonesia memasuki masa depan yang lebih cerah,” pungkas Dharma.
Tentang Microsoft
Microsoft (Nasdaq “MSFT” @microsoft) membuat platform dan alat bertenaga kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan solusi inovatif yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang. Perusahaan teknologi ini berkomitmen untuk membuat AI tersedia secara luas dan melakukannya secara bertanggung jawab, dengan misi memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak.
Pekanbaru – Berakhirnya dualisme kepengurusan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) di Tingkat Nasional, membuat Kadin Provinsi Riau melakukan Rapat Konsolidasi.
Rapat yang digelar di Hotel Grand Elite, Kota Pekanbaru, Senin (20/1/2025), itu guna memastikan soliditas organisasi ditingkat provinsi.
Ketua Umum Kadin Riau Masuri SH menyebutkan saat ini konflik Kadin Pusat sudah berakhir dan Anindya Bakrie resmi menjabat sebagai Ketua Umum dan Arsjad Rasjid dipilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia. Munas ini juga dihadiri Presiden Prabowo Subinato beberapa waktu lalu di Jakarta.
‘’Saya menyampaikan bahwa saat ini tidak ada lagi dualisme. Kadin Indonesia sudah satu. Dinamika yang selama ini muncul, sudah dianggap selesai. Kita bertekad, Kadin sudah bersatu dan saatnya menguatkan ekonomi Nasional maupun daerah,’’ sebutnya.
Lebih jauh, dia juga menyampaikan bahwa Rapat Konsolidasi ini sangat penting untuk menjaga kekompakan Kadin di Tingkat Provinsi dan Kabupaten kota se-Riau.
‘’Kita akan fokus dengan program Kadin Riau dan melakukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Gubernur Riau terpilih dan Bupati dan walikota se-Riau,’’ lanjutnya.
Berbagai tanggapan disampaikan pengurus Kadin Riau, Kadin Kab/kota, dan Dewan Pertimbangan Kadin Riau H Mansyur HS misalnya, menyebut Kadin Riau memang solid dalam menyikapi persoalan dualisme yang muncul selam ini.
‘’Banyak hal yang harus dikerjakan Kadin Riau ke depan. Salah satunya menciptakan peluang bisnis dalam mendukung tumbuh dan berkembangnya ekonomi Riau. Kadin Indonesia sudah satu,’’ jelasnya.
Dia juga berharap, kepengurusan Kadin Indonesia ada yang bisa berasal dari Riau. ‘’Ini menyambung konsolidasi dan kolaborasi isu-isu di Tingkat Nasional,’’ tambahnya.
Senada dengan itu, salah seorang Wakil Ketua Umum Kadin Riau Drs H Destrayani Bibra MSi mengatakan dirinya bersyukur bahwa Kadin Riau tetap satu dan tidak terbelah.
‘’Saatnya melakukan reorganisasi mengenai program kerja dan optimalisasi ke depan. Konsolidasi dengan berbagai pihak seperti Gubri terpilih, menjadi sebuah keharusan.
Banyak hal yang menjadi persoalan ekonomi Riau yang bisa mendapatkan perhatian Kadin Riau. Bahkan, UMKM yang dulunya diperhatikan oleh Kadin Indonesia dan daerah, kini harus berlanjut terus,’’ terangnya.
Dalam pada itu, Ketua Kadin Dumai Zulfan menyebut Kadin kabupaten dan Kota sudah menantikan agenda Konsolidasi ini, sebab hal ini akan menguatkan kekompakan organisasi.
‘’Ini juga akan membuat semangat kembali untuk menjalankan roda organisasi. Sehingga Kadin bisa eksis,’’ ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga berharap ada orang Riau yang bisa duduk di Kadin Pusat. Ini akan memberikan kemudahan untuk koordinasi tentang program nasional ke Riau.
‘’Kita merasakan, ada beberapa program prioritas kita yang tidak mendapatkan perhatian nasional. Jika ada yang menjadi pengurus Kadin Pusat, maka akan terjalin komunikasi yang kontinyu,’’ sebutnya.
Dia mencontohkan tentang status Pelabuhan Dumai dan UMKM yang perlu disinergikan dengan Kadin Indonesia. ***
Jakarta – PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo mendorong setiap karyawan yang memiliki kompetensi untuk menjadi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia dan berbagai lembaga sertifikasi lainnya sebagai langkah membudayakan K3 dan mewujudkan zero fatality.
Hingga saat ini, Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang mengelola perkebunan kelapa sawit itu telah memiliki 268 Ahli K3 Umum di masing-masing unit operasional yang terbentang di berbagai penjuru nusantara untuk memperkuat budaya kerja yang selamat dan sehat.
“Sejak awal, PTPN IV PalmCo menempatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkesinambungan secara mutlak. Kami menempatkan K3 para karyawan sebagai first priority karena teman-teman karyawan merupakan aset terpenting di perusahaan ini,” tegas Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, rabu (15/01/2024).
Ia menuturkan saat ini ratusan karyawan PTPN IV PalmCo telah mengantongi sertifikasi AK3 Umum maupun sertifikasi serupa lainnya. Langkah itu diperkuat dengan kebijakan konkret perusahaan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012.
Implementasi ini telah berjalan dengan baik dan menjadi landasan bagi Perusahaan untuk terus meningkatkan standar K3 di seluruh unit operasionalnya pada masa mendatang. Alhasil, perusahaan mampu meraih 148 bendera emas sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). “Komitmen dan konsistensi adalah tekad kami dalam menjalankan program program yang melindungi karyawan kami,” paparnya.
Jatmiko menekankan pentingnya kesadaran akan K3 sebagai faktor kunci dalam menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Selaras dengan pelaksanaan Bulan K3 Nasional 2025, PTPN IV PalmCo menjalankan program kerja K3 di seluruh wilayah operasinya dengan fokus pada pencapaian target zero fatality.
Ia juga menyatakan bahwa pencapaian target zero fatality bukanlah tujuan yang dapat diraih secara instan, melainkan melalui proses berkelanjutan. Untuk itu, secara rutin perusahaan melakukan audit keselamatan kerja, evaluasi risiko, serta penyempurnaan prosedur operasional
Langkah ini, lanjut dia, untuk memastikan setiap potensi bahaya dapat diidentifikasi dan diminimalisir sejak dini. “Keselamatan kerja itu bukan hanya kewajiban, atau aturan yang harus diikuti. Namun harus jadi kesadaran masing-masing, kesadaran yang membudaya. Kita akan terus lakukan segala cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut. Salah satunya dengan cara memberikan pelatihan keamanan dasar (basic safety) kepada seluruh pekerja, terutama bagi mereka yang berada di bidang operasional,” paparnya.
Direktur Strategy dan Sustainability PTPN IV PalmCo Ugun Untaryo menambahkan bahwa K3 adalah bagian yang tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan Perusahaan.
“Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya melindungi karyawan, tetapi juga mendukung keberlanjutan operasional dan reputasi Perusahaan, karena dengan komitmen yang kuat terhadap K3, PTPN IV PalmCo dapat menjadi contoh bagi industri perkebunan lainnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan,” tuturnya.
Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero):
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.
Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.
Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).
Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).
Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.
Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.