Jakarta – Terkait masifnya persoalan judi online ditambah dengan terkuaknya temuan dari Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam kegiatan Refleksi Akhir tahun 2023, Menkominfo Budi Ari kemudian menerbitkan 7 point dalam riliesnya (11/1/24).
Pertama disebutkan, bahwa sepanjang semester kedua tahun 2023, Kominfo sangat serius melakukan penanganan konten judi online sesuai kewenangan yang kami miliki.
Dalam kurun waktu tersebut, saya dengan tegas dan keras menginstruksikan kepada satuan kerja terkait untuk mengerahkan seluruh daya upaya dan mengambil langkah-langkah extraordinary untuk memberantas konten bermuatan judi online.
Yang kedua, salah satu hasil dari upaya serius tersebut adalah adanya lonjakan signifikan dalam hal jumlah konten judi online yang ditangani. Sepanjang bulan Juli s/d Desember 2023, Kominfo telah mentakedown 810.785 konten terkait judi online.
Jumlah konten yang ditangani dalam 1 semester tersebut hampir 4 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah konten judi online yang ditakedown sepanjang tahun 2022.
Yang ketiga, Kominfo juga telah melakukan pemblokiran sebanyak 4.164 rekening dan 540 akun e-wallet yang terkait kegiatan judi online sepanjang semester kedua tahun 2023.
Langkah ini merupakan terobosan yang dilakukan Kominfo bersama Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, dimana pada tahun-tahun sebelumnya, pemblokiran rekening dan e-wallet terkait judi online belum dilakukan.
Yang ke empat, bahwa Menkominfo juga telah mengirimkan teguran keras dan ultimatum kepada beberapa platform media sosial, diantaranya Meta pada bulan Oktober 2023 dan kepada platform X pada bulan ini (Januari 2024).
Teguran keras ini membuahkan hasil dengan pemutusan 1,65 juta konten judi online dan 450.000 iklan terkait judi online oleh Meta sejak bulan Agustus hingga Oktober 2023.
Yang ke lima, Menkominfo juga menegaskan, bahwa kewenangan Kominfo untuk melakukan pemutusan akses terhadap konten judi online bukanlah solusi tunggal untuk memberantas judi online. Diperlukan upaya bersama dari pihak-pihak terkait untuk memperkuat upaya serius yang sedang dilakukan Kominfo.
Ke enam, untuk itu Kominfo juga mendukung upaya penegakan hukum oleh Kepolisian RI sesuai kewenangan yang kami miliki, misalnya dengan memberikan dukungan terhadap proses penindakan hukum kepada para bandar, pengiklan, promotor, dan pihak lain yang terkait dengan aktivitas judi online.
Penegakan hukum yang tegas atas semua aktor judi online tentu juga menjadi kunci efektivitas pemberantasan judi online, dan tentu Kominfo siap mendukung langkah-langkah strategis Polri yang selama ini dilakukan.
Yang ke tujuh, Kominfo juga menghimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama memerangi aktivitas judi online di lingkungan masing-masing, baik dalam keluarga, tempat kerja, institusi pendidikan, maupun lingkungan sekitar lainnya.
Untuk mendukung hal ini, Kominfo juga menyediakan pelatihan literasi digital gratis untuk 5,5 juta peserta per tahun, agar masyarakat mampu mengoptimalkan pemanfaatan Internet dengan sehat dan produktif, serta menjauhkan diri dari aktivitas negatif di ruang digital, termasuk judi online.
Dok Foto bersama Peserta dan Narasumber dan pimpinan Yayasan Peputra Manggala Nusantara, Guru Besar Universitas Indonesia, Firdaus, SPd MPd dari LLDIKTI 17 serta Benny Rio Denaldy selaku Ketua MKKS SMA Riau
Membumi.com
Pekanbaru (02/11/24) – Bertempat di Ballroom Ameera Hotel jalan Ahmad Yani Lantai 3, sesuai jadwal mulai jam 08.30 Wib seluruh kursi undangan terlihat mulai dipenuhi peserta yang mengikuti Seminar Artificial Inteligent (AI) Literasi Digital untuk Guru : ” Mempersiapkan Pendidikan Masa Depan di Riau ” yang sudah diagendakan jauh hari.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Mariana dan Sarkawi dari Yayasan Peputra Manggala Nusantara, Ali Nenalice selaku Guru Besar Universitas Indonesia, Firdaus, SPd MPd dari LLDIKTI 17, perwakilan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Benny Rio Denaldy selaku Ketua MKKS SMA Riau, H.EM Surahcmat selaku Ketua Umum Paguyuban Mitra Sunda Riau, H Djailani dari Adzkia Kedinasan, Zulham, Fahmizan M.Pd dan Fari Suradji selaku Pegiat Pendidikan Riau dan ratusan guru – guru serta kepala sekolah dari berbagai wilayah Provinsi Riau.
Setelah sambutan disampaikan Sarkawi selaku pimpinan Yayasan Peputra Manggala Nusantara yang tidak lupa menyisipkan sebait pantun, Firdaus selaku pimpinan LLDikti 17, Dinarti T BBA, MBA dan Benny Rio Denaldi Pimpinan MKKS SMA Riau ikut membakar semangat para peserta Seminar yang sudah duduk rapi ingin menyimak penyampaian materi.
Pada sesi pertama Guru Besar President University Pekanbaru Prof. Dr. Chairy dalam presentasinya diawal membahas mengenai Literasi Digital dengan mengungkapkan bahwa menjadi literasi secara digital berarti memiliki pengetahuan yang tepat untuk digunakan dan menavigasi teknologi digital.
Lebih lanjut disampaikan bahwa terdapat 2 pengelompokan yaitu, Traditional AI dan AI Generative yang saat ini sedang berkembang pesat seperti Chat GPT-4, model prediksi bahasa Open AI yang menghasilkan teks seperti buatan manusia yang hampir tidak dapat dibedakan, yang kemudian dapat membantu menghasilkan musik baru, menulis skrip, atau bahkan membuat Deepfake.
Selain mengulas pemahaman konsep literasi digital, hingga kesiapan menghadapi tantangan digital, dalam materinya Prof. Dr. Chairy juga membahas mengenai masa depan Artificial Inteligence diantaranya yang memprediksi, bahwa pada tahun 2030, AI akan memungkinkan untuk deteksi beberapa penyebab utama penyakit, dan akan melihat lebih banyak penggunaan perangkat pemantauan kesehatan di rumah.
Hingga penggunaan AI soal transparansi data laporan yang bertanggung jawab atas pelanggaran kepercayaan, hingga prediksi bahwa pada tahun 2050, teknologi AI akan membaca emosi untuk mempersonalisasikan setiap pengalaman pelanggan, dan interaksi sehari-hari akan menjadi campuran manusia, mesin dan hibrida yang mendukung AI.
Dalam Sesi kedua Prof Dr. Saktioto selaku Guru besar Universitas Riau yang baru kembali dari kunjungan kerjanya di Kazakhstan mengungkapkan bahwa Artificial Inteligent (AI) sudah lama ada, cuma baru booming sekarang, sebagaimana penghargaan Nobel Prize in Physics 2024 diberikan kepada Jhon J. Hopfield dan Geoffrey E. Hinton yang mengungkap penemuan dasar yang memungkinkan mesin pembelajaran dengan jaringan saraf buatan.
Lebih lanjut dikutip dari materi Prof. Dr. Saktioto disebutkan bahwa Artificial Inteligence (AI) adalah Kemampuan komputer digital atau robot yang dikendalikan komputer untuk melakukan tugas yang biasa dikaitkan dengan makhluk cerdas. Istilah ini sering diterapkan pada proyek pengembangan sistem yang diberkahi dengan proses intelektual karakteristik manusia, seperti kemampuan untuk bernalar, menemukan makna, generalisasi, atau belajar dari pengalaman masa lalu.
Sejak berkembang di tahun 1940 -an, komputer digital telah diprogram untuk melakukan tugas -tugas yang sangat kompleks, seperti menemukan bukti untuk teorema matematika atau bermain catur dengan kemahiran yang luar biasa. Meskipun kemajuan berkelanjutan dalam kecepatan pemrosesan komputer dan kapasitas memori, belum ada program yang dapat mencocokkan fleksibilitas manusia penuh pada domain yang lebih luas atau dalam tugas yang membutuhkan banyak pengetahuan sehari -hari.
Di sisi lain, beberapa program telah mencapai tingkat kinerja pakar dan profesional manusia dalam melaksanakan tugas -tugas spesifik tertentu, sehingga kecerdasan buatan dalam pengertian terbatas ini ditemukan dalam aplikasi yang beragam seperti diagnosis medis, mesin pencari komputer, pengenalan suara atau tulisan tangan, dan chatbots.
Selain itu Prof Dr. Saktioto dalam sesinya juga membahas mengenai masa depan Artificial Inteligence (AI), yang intinya agar kita tidak perlu takut akan kemungkinan – kemungkinan buruk yang terjadi. ” Boleh kita menggunakan AI, tapi tidak meninggalkan cara – cara manual, ” tutupnya.
Mejelang siang, Seminar Artificial Inteligence (AI) Literasi Digital untuk Guru : ” Mempersiapkan Pendidikan Masa Depan di Riau ” kemudian ditutup dengan menjawab pertanyaan peserta, pemberian door prize, sesi foto narasumber bersama peserta yang datang dari berbagai wilayah di Provinsi Riau dan kemudian makan bersama.
Dok. Flyer Seminar AArtificial Inteligent (AI) Artificial Inteligent (AI) dengan pembicara diantaranya Prof. Dr. Chairy yang merupakan Guru Besar President University Kampus Pekanbaru, kemudian Prof. Dr. Saktioto Guru Besar Universitas Riau, yang dimoderatori Dinarti T, BBA, MBA, Ameera Hotel Pekanbaru, Sabtu (02/11/24).
Membumi.com
Pekanbaru (28/10/24) – Empat hari jelang Seminar Artificial Inteligent (AI) dengan tema : ” Literasi Digital untuk Guru : Mempersiapkan Pendidikan Masa Depan di Riau ” yang menghadirkan nama besar selaku pembicara diantaranya Prof. Dr. Chairy yang merupakan Guru Besar President University Kampus Pekanbaru, kemudian Prof. Dr. Sakioto Guru Besar Universitas Riau yang dimoderatori Dinarti T, BBA, MBA, yang akan dilaksanakan Sabtu (02/11/24).
Dalam keterangan persnya Benny Rio Denaldi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri Pekanbaru (MKKS) mengungkapkan bahwa AI merupakan terobosan baru di dunia pendidikan, AI akan mempermudah guru dan murid dalam melakukan pembelajaran dimanapun dan kapan pun.
” AI sangat membantu guru dalam proses administrasi penilaian dan pelaksanaan pembelajaran, dan bagi murid hal ini sangat mendukung dalam mempermudah memahami aspek pembelajaran bersama para pendidik disekolah, ” ungkap Benny.
Lebih lanjut Benni mengungkapkan, bagi para guru mata pelajaran yang akan mengikuti kegiatan seminar Artificial Inteligent ini keuntungannya tentunya bagaimana guru dapat memahami posisi AI akan dipakai dalam proses pembelajaran.
” AI ini dapat dimaksimalkan dalam pembelajaran sehingga guru dapat berkolaborasi bersama siswa dalam pembelajaran berbasis AI, ” sebut Ketua MKKS.
Fari Suradji selaku pemerhati pendidikan Riau sangat mengapresiasi Seminar Artificial Inteligent (AI) yang ditaja oleh President University, mengutip laporan Programme for International Student Assessment (PISA) dari Organisastion untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) tahun 2022, disebutkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia mengalami penurunan.
” Hal itu terlihat dari skor tiga kompetensi terkait dengan literasi, numerasi dan sains yang sama-sama lebih rendah dibandingkan dengan penilaian pada periode tiga tahun sebelumnya, yakni 2018. Ditinjau dari skor literasi atau membaca, Indonesia memiliki nilai rata-rata sebesar 359 pada 2022, ” ungkap Fari Suradji.
Selain persoalan itu, hari ini kita semua dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang sangat luar biasa yang bernama Artificial Inteligent (AI). Oleh karena itu sangat penting bagi kita semua terutama generasi penerus bangsa untuk bisa bertransformasi menuju era Society 5.0.
” Di posisi ini guru guru dan para pegiat pendidikan berfungsi menjadi ujung tombak masa depan bangsa dalam melahirkan bintang – bintang agar Indonesia tidak cuma komoditas pasar melainkan menjadi SDM yang handal dalam bidang teknologi, ” tutup pemerhati pendidikan riau ini bersemangat.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan bahwa setelah pertemuan dengan Fari Suradji dikediaman Gubernur Riau (26/10/24), Pj. Gubernur Riau Rahman Hadi sangat antusias dan akan mengupayakan untuk hadir membuka acara Seminar AI tersebut.
Untuk dapat diketahui bahwa Seminar Artificial Inteligent (AI) yang akan dilaksanakan di Ameera Hotel jalan A Yani Pekanbaru sabtu (02/11/24) hingga hari ini (28/10/24) jumlah peserta yang sudah melakukan registrasi sebanyak 170 orang, dan kuota seminar masih tersisa 80 peserta.
Untuk registrasi dapat dilakukan di link https://bit.ly/seminar_literasidigital atau melalui scan Barcode flyer dibawah ini. Dapatkan fasilitas berupa Sertifikat, makan siang, voucher, dan hadiah menarik lainnya. Buruan ! Kuota terbatas.
Dok. Flyer Seminar AArtificial Inteligent (AI) Artificial Inteligent (AI) dengan pembicara diantaranya Prof. Dr. Chairy yang merupakan Guru Besar President University Kampus Pekanbaru, kemudian Prof. Dr. Saktioto Guru Besar Universitas Riau, yang dimoderatori Dinarti T, BBA, MBA, Ameera Hotel Pekanbaru, Sabtu (02/11/24).
Membumi.com
Pekanbaru (24/10/24) – Jelang Seminar Artificial Inteligent (AI) dengan tema : ” Literasi Digital untuk Guru : Mempersiapkan Pendidikan Masa Depan di Riau “ yang menghadirkan nama besar selaku pembicara diantaranya Prof. Dr. Chairy yang merupakan Guru Besar President University Kampus Pekanbaru, kemudian Prof. Dr. Saktioto Guru Besar Universitas Riau, yang dimoderatori Dinarti T, BBA, MBA, yang akan dilaksanakan sabtu (02/11/24).
Bertempat di Kampus Presiden University Plaza The Central Lantai 2, jalan Jend. Ahmad Yani Pekanbaru Dinarti T, BBA, MBA yang juga Direktur Presiden University Pekanbaru dalam keterangan persnya mengungkapkan bahwa Presiden University mendukung percepatan transformasi menuju era Society 5.0, di mana teknologi menjadi solusi untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kehidupan manusia.
” President University sangat peduli dengan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Riau, terutama dalam hal kesenjangan akses teknologi dan literasi digital di kalangan guru dan siswa. Kami melihat bahwa masih banyak sekolah di daerah pedesaan yang belum mendapatkan akses memadai terhadap teknologi, yang sangat diperlukan di era digital saat ini, ” sebut Dinarti.
Selain itu, persoalan kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah di perkotaan dan pedesaan juga menjadi perhatian utama Presiden University. melalui seminar tersebut. President University berkomitmen memberikan solusi nyata dengan memberdayakan para guru, agar mereka bisa memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran secara efektif, sehingga siswa-siswa di Riau dapat menerima pendidikan yang setara dengan daerah lain di Indonesia.
“Kami percaya bahwa guru memiliki peran krusial dalam membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia yang terus berkembang. Dengan literasi digital yang lebih baik, para guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan inovatif, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global, ” tambah Dinarti.
Ini merupakan langkah konkret dalam mendukung pemerataan kualitas pendidikan di Riau dan mempercepat transformasi masyarakat dalam era digital, khususnya di sektor pendidikan. Melalui upaya ini, kami berperan aktif dalam mempersiapkan generasi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2025, di mana pendidikan yang kuat dan berbasis teknologi menjadi kunci untuk mencetak pemimpin masa depan yang unggul dan inovatif sebut Direktur Presiden University Pekanbaru menutup keterangan persnya.
Untuk dapat diketahui bahwa hingga hari ini (24/10/24) Seminar Artificial Inteligent (AI) yang akan dilaksanakan di Ameera Hotel jalan A Yani Pekanbaru sabtu (02/11/24) setelah pendaftaran dibuka (08/10/24) jumlah peserta yang sudah melakukan registrasi sebanyak 150 orang, dan kuota seminar masih tersisa 100 peserta.
Untuk registrasi dapat dilakukan di link https://bit.ly/seminar_literasidigital atau melalui scan Barcode flyer dibawah ini. Dapatkan fasilitas berupa Sertifikat, makan siang, voucher, dan hadiah menarik lainnya. Buruan ! Kuota terbatas.